Sunday

Sirosis Hepatis

*Sirosis Hepatis*

Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yg difus ditandai adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasany dimulai dg adany proses inflamasi, nekrosis hepatosit yg luas, pembentukan jaringan ikat, dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro mjd tidak teratur, akibat penambahan jaringan ikat & nodul tersebut.
Fibrosis pasca nekrotik adalah dasar timbulnya sirosis hepatis.
(nekrosis sel-sel hepar dulu.., baru terjadi fibrosis..).
Perkembangan Sirosis yg diakibat virus hepatitis memerlukan waktu sekitar 4 tahun.

Klasifikasi

Terdiri dari
  1. Etiologi
  2. Morfologi
  3. Fungsional
1.Klasifikasi Etiologimisalnya : disebabkan karena Hepatitis virus tipe B & C , Alkohol, Toksik dan Obat, Obstruksi aliran vena hepatik, dll.
2.Klasifikasi Morfologi
Secara makroskopis sirosis dibagi atas :
  1. Sirosis Mikronoduler
  2. Sirosis Makronoduler
  3. Sirosis Campuran
Biopsi Hepar
Diagnosis pasti suatu penyakit hati seperti sirosis hepatis dpt ditegakkan secara mikroskopis dg melakukan biopsi hepar. Indikasi Biopsi Hepar : menentukan keparahan dan kronisitas hepatitis (konfirmasi hepatitis kronik aktif) Kontraindikasi Biopsi : pasien tidak kooperatif, gangguan perdarahan, sepsis lokal, hemangioma.

3.Klasifikasi Fungsional
Secara fungsi, sirosis hepatis dibagi atas:
- Kompensasi baik (laten, sirosis dini)

- Dekompensasi (aktif, disertai kegagalan hepar, & hipertensi portal)

Kegagalan Hepar/ Hepatoseluler : dapat timbul keluhan subyektif berupa lemah, Berat Badan menurun, kembung, mual. Bisa juga didapatkan Spider Nevi , Eritema palmaris, Asites, Pertumbuhan rambut berkurang, Atrofi testis dan ginekomastia pada pria. Selain itu bisa didapatkan Jaundice/ikterus, Ensefalopati Hepatik akibat amonia & produksi nitrogen (kegagalan fungsi hepar), Hipoalbuminemia, dll.
Hipertensi Porta : bisa terjadi pertama akibat meningkatnya resistensi portal dan splanknik, berkurangnya sirkulasi akibat fibrosis. kedua akibat meningkatnya aliran portal karena transmisi dari tekanan arteri hepatik ke sistem portal akibat distorsi arsitektur hepar.  Jadi , bisa disebabkan satu faktor saja atau kedua-duanya. Biasanya yang dominan adalah peningkatan resistensi.

Gambaran klinis, pengobatan dan prognosis pasien sirosis hepatis tergantung 2 komplikasi yakni kegagalan (fungsi) hepar dan hipertensi portal. Aktivitas sirosis hepatis dapat dinilai dari aspek klinis, biokimia darah, histologi jaringan dan dibagi atas progresif, regresif, dan status quo (stasioner).

Seorang pasien sirosis hepatis ditegakkan diagnosis atas dasar ke 3 klasifikasi diatas.
Contoh:
  1. Sirosis hepatis makronoduler (morfologi), akibat hepatitis B (etiologi), dengan kegagalan (fungsi) hati disertai hipertensi portal (fungsional). Prognosis progresif.
  2. Sirosis hepatis mikronoduler (morfologi), akibat alkoholik (etiologi), dengan kegagalan (fungsi) hati disertai hipertensi portal ringan (fungsional). Prognosis regresif., dll
     
Pemeriksaan Penunjang Sirosis Hepatis
Ada berbagai pemeriksaan penunjang untuk sirosis hepatis meliputi : Pemeriksaan Lab, Pemeriksaan Fisik,dan Pemeriksaan lainnya seperti Radiologi, dll.

Yang akan dibahas disini adalah Pemeriksaan Lab.
Perlu diingat bahwa tidak ada pemeriksaan uji biokimia hati yang dapat menjadi pegangan dalam menegakkan diagnosis sirosis hepatis.

  1. Darah.
    Pada sirosis hepatis bisa dijumpai Hb rendah, anemia normokrom normositer, hipokrom mikrositer atau hipokrom makrositer. Anemia bisa akibat hipersplenisme (lien membesar) dengan leukopenia dan trombositopenia (jumlah leukosit dan trombosit kurang dari nilai normal). Kolesterol darah yang selalu rendah mempunyai prognosis yg kurang baik.
  2. Kenaikan kadar Enzim transaminase/ SGOT, SGPT tidak merupakan petunjuk tentang berat dan luasnya kerusakan jaringan parenkim hepar. Kenaikan kadarnya dalam serum timbul akibat kebocoran dari sel yg mengalami kerusakan. Peninggian kadar gamma GT sama dg transaminase, ini lebih sensitif tetapi kurang spesifik. Pemeriksaan Lab.bilirubin, transaminase, dan gamma GT tidak meningkat pada sirosis inaktif.
  3. Albumin.
    Kadar albumin yang menurun merupakan gambaran kemampuan sel hati yang berkurang. Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadar globulin merupakan tanda, kurangnya daya tahan hati dalam menghadapi stress seperti tindakan operasi
  4. Pemeriksaan CHE (kolinesterase) penting dalam menilai kemampuan sel hati. Bila terjadi kerusakan sel hati, kadar CHE akan turun. Pada perbaikan sel hepar, terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal. Nilai CHE yang bertahan dibawah nilai normal, mempunyai prognosis yang buruk.
  5. Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan pembatasan garam dlm diet. Pada ensefalopati , kadar Natrium (Na) kurang dari 4 meq/l menunjukkan kemungkinan telah terjadi syndrome hepatorenal (?).
  6. Pemanjangan PT (Protrombin Time) merupakan petunjuk adanya penurunan fungsi hati. Pemberian vitamin K parenteral dapat memperbaiki PT (Protrombin Time). Pemeriksaan hemostatik pada pasien sirosis hepatis penting, dalam menilai kemungkinan perdarahan baik dari varises esofagus, gusi maupun epistaksis (mimisan). 
  7. Peninggian kadar gula darah pada sirosis hepatis stadium lanjut disebabkan kurangnya kemampuan sel hati membentuk glikogen. Kadar gula darah yang tetap meninggi menunjukkan prognosis kurang baik.
  8. Pemeriksaan Marker serologi, penanda virus seperti HBsAg/HBsAb, HBeAg/HBeAb, HBV DNA, HCV RNA, adalah penting dalam menentukan etiologi sirosis hepatis.
    Pemeriksaan AFP (Alfa Feto Protein) penting dalam menentukan apakah telah terjadi transformasi ke arah keganasan. Nilai AFP yg terus meningkat mempunyai nilai diagnostik, kearah hepatoma/ kanker hepar primer. Nilai AFP > 500-1000 mempunyai nilai diagnostik suatu kanker hati primer.
Diagnosis Sirosis Hepatis
Sirosis Hepatis yang dapat terkompensasi sempurna, kadang-kadang sangat sulit menegakkan diagnosisny.  Sehingga perlu dilakukan berbagai pemeriksaan penunjang lainny juga. Pada stadium dekompensasi kadang tidak sulit menegakkan diagnosis sirosis hepatis.
Suharyono Soebandiri memformulasikan bahwa 5 dari 7 tanda berikut, sudah dapat menegakkan diagnosis sirosis hepatis dekompensasi. yaitu :
  1. Asites
  2. Splenomegali
  3. Perdarahan varises (hematemesis)
  4. Nilai Albumin yang menurun
  5. Spider Nevi (nampak vena-vena di daerah abdomen)
  6. Eritema palmaris
  7. Vena kolateral.
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi ke-3 hal 271-277


  



Saturday

Perdarahan pada Hipertensi Portal

Hipertensi Portal untuk sebagian besar kasus terjadi akibat sirosis hepatis. Dengan meningginya tekanan vena porta, tekanan dalam pembuluh darah kolateral juga akan meninggi, sehingga pembuluh vena esofagus akan melebar dan berkelok-kelok, yg dsebut varises esofagus.Varises ini dapat pecah dan perdarahan yang terjadi sering berakibat fatal.
Untuk mengatasi perdarahan ini telah dicoba banyak cara, antara lain Operasi pirau (?). Perdarahan ini diatasi dulu secara medik dan pemasangan balon Blakemore (??) dg mengganti cairan dan darah yg hilang sesuai prosedur. Bila ini tidak berhasil menghentikan perdarahan, dianjurkan tindak-bedah.
2 bentuk tindak-bedah yg dapat dilakukan dlm penatalaksanaan hipertensi portal & segala komplikasiny.
  1. Eksisi daerah perdarahan, misalny Oesophago-Cardiectomy atau Transeksi dari esofagus dg memakai kancing Boerema (?) atau alat2 lain. Disini jelas indikasiny adalah perdarahan yg tidak dpt ditanggulangi secara Non-Operatif. Bila keadaan penderita memungkinkan, sebaikny ini diikuti dg kompresi varisesny u/ mencegah kekambuhan perdarahan
  2. Operasi pirau porta-sistemik, yaitu mengurangi tekanan sistem portal dg membuat suatu porta systemic venous shunt (?). 

    *Searching Google, untuk tau lebih lengkap tentang yg ber(?)
    atau klo tahu, tolong posting dikomentar.. (jazakallah khairan)
Hambatan praparenkimal (ekstrahepatik)
  1. Obstruksi pada vena porta biasany disebabkan oleh :Trombosis kongenital pd anak dapat menyebabkan perdarahan berat dari varises esofagus dan dapat berulangkali. Keadaan kardiovaskuler yg cukup baik pd anak & umur remaja akan dpt mengatasi perdarahan ini.
  2. Trombosis dan Neoplasma
    Hipertensi portal yg disebabkan oleh karena menutupny vena lienalis ( yg disebabkan o/ peradangan pankreas tanpa pengobatan) dpt disembuhkan dg hanya splenektomi, karena dlm hal ini hipertensi portal hanya melibatkan limpa, vena lambung, dan pleksus dari vena yg ada d bawah lapisan mukosa esofagus.
Hambatan Parenkimal (hepatik)
Beberapa penyakit kongenital (fibrosis, atresia, kista) & penyakit Schistosomiasis, mengakibatkan hambatan aliran dari vena porta/ mengalihkan aliran darah arteria hepatika ke vena porta pd tempat mereka masuk ke sinusoid. Karena penyakit ini mengakibatkan hambatan hemodinamika tanpa merusak fungsi (hepatocellular) sel-sel hepar, maka diusahakan u/ membedakanny dgn hambatan praparenkimal. Tapi biarpun fungsi sel hepar normal, bila dilakukan pengalihan aliran portal secara total akan mengakibatkan suatu ensefalopati yang sukar diterangkan. Berbeda dengan sirosis yang mengakibatkan hambatan parenkimal yg disertai gangguan fungsi sel-sel hepar, biarpun tanpa operasi pirau tidak jarang terjadi ensefalopati, tapi memang kemungkinan terjadinya komplikasi ensefalopati bertambah sesudah operasi pirau.
Meskipun operasi pirau belum sempurna dlm penanggulangan varises esofagus, tapi cara ini paling obyektif dlm pendekatannya. Hal ini telah diakui oleh para ahli (R.A. Malt, 1976), khusus untuk penderita dg sirosis alkoholik dan sirosis pasca nekrotik.


Mohon dicek disumberny lagi.

Sumber : Buku "Kumpulan Kuliah ILMU BEDAH", Staf Pengajar FK UI hal 271-273.

    Monday

    Diskusi Kasus Kedokteran

    Hasil Diskusi Kasus                                                            

    Thursday

    Enzim Superoksida Dismutase

    SUPEROKSIDA DISMUTASE                                                              

    Sudah izin yang buat Slide, u/ d Upload
    *Jadi, Tidak melanggar Karya Cipta

    Wednesday

    Penyakit Saluran Pencernaan

    A. Peradangan Usus Kronis
    Dikenal 2 penyakit autoimun kronis, yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), yakni Crohn Disease dan Colitis ulcerosa.
    * Crohn Disease ( Penyakit Crohn ) : berupa peradangan mukosa dari ileum, terutama ileum bagian distal & bercirikan antara lain Demam, Nyeri perut & Diare. Seringkali mengenai penderita Dewasa Muda. Bila terjadi ulserasi hebat pada bagian ileum tertentu, diangkat dengan pembedahan.
    Pengobatan dilakukan dengan Imunosupresiva (kortikoida, sikloserin, azatioprin, MTX), Obat Anti-Inflamasi (salazopirin, EPA/DHA) dan antagonis TNF-alfa (etanercept, infliximab)
    *Colitis Ulcerosa : berupa radang mukosa Colon bagian distal ,dekat rektum, dan bercirikan Diare hebat dengan darah, demam, mual, muntah, anemia & penderita menjadi kurus dg cepat.Bila terjadi perforasi perlu dilakukan pembedahan. Pengobatanny dengan kortikoida, salazopirin, 5-ASA dan azatioprin.

    B. Irritable Bowel Syndrome (IBS)

    yaitu nama gabungan untuk segala gangguan fungsional dari colon, dengan ciri motilitas, dan sekresi lendir yang meningkat dengan kontraksi spastis tak menentu. Disebabkan diet-rendah serat, laksansia berlebihan dan stres psikis. Gejalanya berupa perut kembung, nyeri perut dengan kejang, Obstipasi diselingi diare, usus berbunyi, dan bnyak flatus (kentut). Pengobatanny terdiri dari diet-kaya-serat, sedativa dan spasmolitika (oksifenonium, fentonium), Anti-kolinergika.

    C.Diverticulosis 

    Diverticula adalah penonjolan-penonjolan lapisan mukosa usus melalui bagian yang lemah dari lapisan otot, akibat tekanan kuat dari dalam lumen. Sering kali timbul pada colon, terutama bagian sigmoid, dan 50% mengenai lansia. Penyebabnya Idiopatik, tetapi ada hubungan dengan diet-rendah-serat. Peradangan diverticula dapat mengakibatkan perforasi usus, terbentuknya abses hingga peritonitis.
    Penanganan divertcula tanpa komplikasi dengan diet serat (20 g sehari) dan bil perlu bersama suatu pencahar. Pengobatan terdiri dari antibiotika cefalosporin / gentamisin dan metronidazol.



    D. Polip-Polip

    Merupakan benjolan ke dalam rongga usus mulai beberapa mm hingga cm dipermukaan mukosa usus dengan potensial berkembang menjadi kanker usus besar/ rektum. Oleh karena itu dianjurkan polip dikeluarkan dengan pembedahan. Sebagian besar polip tidak memberikan gejala, dan biasanya polip ditemukan secara tidak sengaja, misal sewaktu diperiksa dengan colonoscopy atau rontgen.
    Penanganan dengan diet berserat dan rendah lemak, selain itu dilakukan pemeriksaan colonoscopy


    Sumber: Buku  Obat-Obat Penting, Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja 

    *Sebenarnya kurang tepat, aku mengambil referensi. Untuk lebih Detilnya.. Bisa dilihat di Buku IPD ( Penyakit Dalam )

    Friday

    Katalase - Antioksidan Enzimatik

    KATALASE                                                            

    *Ini Tugas Bagian Biokimia,,
    dari pada berujung dengan file, lebih baik d Share.

    *klo kurang jelas.., check lagi di Referensiny.

    Saturday

    Berat Badan Ideal dengan Diet

    Berat Badan Ideal dengan Diet. slide                                                            

    *Smg Bermanfaat*

    Thursday

    Mineral yg dibutuhkan Tubuh

    Mineral untuk Kebutuhan Tubuh

    Dalam jumlah kecil beberapa mineral dibutuhkan tubuh u/ menjaga agar tubuh berfungsi secara Normal. Diantarany berfungsi sbg Co-enzim dan Anti-Oksidan.

    Kalsium (Ca)
    fungsi Utama adalah dalam proses pembentukan tulang & gigi. Kalsium juga berperan dlm tekanan darah & sistem hormonal. Kalsium meningkatkan kemampuan konsentrasi selama hari-hari Pramenstruasi, saat perubahan hormonal dpt mempenaruhi suasana emosi.
    Kebutuhan Kalsium meningkat pada fase pertumbuhan, u/ membangun sistem tulang yg kuat. Juga masa Menopause, u/ mempertahankan kekuatan tulang & mencegah risiko Osteoporosis.

    Sumber dari makanan : Susu & produk olahanny (keju, yogurt); brokoli, & mustard hijau.
    Kegunaan : Membantu pembentukan gigi & tulang, pembekuan darah pada luka, & mempertahankan kesehatan fungsi syaraf & otot. Dosis RDA 1.000mg/hari.

    Seng (Zn)
    Seng adalah trace mineral yg berperan sbg Co-factor untuk berbagai enzim penting di dalam tubuh yg berkaitan dg sistem kekebalan, pemeliharaan mata, indra rasa dan penciuman, usaha menghambat virus, mengurangi resiko terjadi Kanker, menjaga sintesa protein & pertumbuhan sel, mempertahankan elastisitas jaringan, mempercepat proses penyembuhan.

    Defisiensi Zn mengakibatkan rusaknya fungsi indra & muncul gejala mudahnya kena infeksi, menurunny kesehatan, berkurangny kepekaan thd rasa dan bau, serta penyakit kulit sperti jerawat. Walaupun kekurangan asupan Zn sangat jarang terjadi, tetapi pd usia lanjut / stress, penyerapan Zn oleh tubuh akan terganggu.

    Sumber dari makanan : Kerang, tiram, ikan , daging merah, kacang-kacangan, biji-bijian, & gandum.
    Kegunaan : Dosis RDA 15 mg/ hari. Sebagai Anti-Oksidan u/ meningkatkan imunitas dosis 25 mg/ hari.


    Potassium/ Kalium (K)
    Bersama dg Natrium, Kalium adalah mineral utama yg dibutuhkan dalam kegiatan metabolisme tubuh. Kalium berfungsi menjaga tekanan Osmotik cairan dalam sel, menjaga keseimbangan air tubuh, mengatur fungsi normal jantung, sbg katalis karbohidrat, mengantar pesan syaraf ke otot, menurunkan tekanan darah, mengirim Oksigen ke Otak, & membantu aktivasi reaksi Enzim.

    Defisiensi Kalium dapat menyebabkan stress fisik & mental, Edema, serta hipoglikemia, meskipun kalium biasanya bisa cukup diperoleh dari makanan.

    Sumber dari makanan : Jeruk, semangka, tomat, sayur berdaun hijau, pisang, kentang, kacang polong, susu, & daging.
    Kegunaan : Untuk mempertahankan keseimbangan garam dan air dalam tubuh, & kesehatan fungsi syaraf dan Otot. Dosis RDA 800 mg/ hari.


    Bersambung..............



    Sumber: Buku --Seluk Beluk-- Food Supplement

    Monday

    Happy Ied Fitri 1431H

    Hari raya Idul Fitri..

    adalah permulaan kita menatap bulan-bulan berikutnya lebih baik
    menyongsong hari-hari kedepan dg lebih bersemangat
    Untuk masa depan yg CERAH.. lebih CERAH & lebih BERWARNA..

    Happy Ied 1431H kawan-kawan..
    smg Tuhan membimbing langkah kita kedepan dlm kemantaban & keberkahan. Amiin.

    Mubarok artiny 'Diberkati Allah'

    Thursday

    Hiperbilirubinemia pada Bayi

    Hiperbilirubinemia

    Hiperbilirubinemia terjadi pada 60-70% dari kelahiran term & hampir semua bayi prematur.
    Bilirubin terdapat pd berbagai bentuk :
    1. Di darah
      Sebagian besar di ikat o/ Albumin serum. Bilirubin tak terkonjugasi bebas dpt memasuki sistem syaraf pusat dan bersifat toksik bg sel-sel syaraf.
    2. Di sel Hati
      Bilirubin tak terkonjugasi berikatan dg ligandin, Z protein.
    Bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air shg di ikat o/Albumin serum dan dikirim ke Hepar.
    Bilirubin terkonjugasi dapat larut dalam air dan dapat diekskresikan melalui urin dan usus.

    Hiperbilirubinemia tjd pada neonatus sbg bilirubin tak terkonjugasi maupun terkonjugasi.
    • A. Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi (Indirect)
      1. Klasifikasi

        • Jaundice fisiologis
          Peningkatan fisiologis dari bilirubin indirect serum, tjd pd hari ke-2 / ke-3 setelah lahir & membaik scr spontan.
          Konsentrasi bilirubin pd jaundice fisiologis :

          • Bayi full-term rata-rata puncak 5-6 mg/dl pd hari ke 3-4  (bayi Asia)
          • Neonatus preterm : konsentrasi puncak 10-12 mg/dl
        • Anemia Hemolitik
          *Defek Eritrosit ex: Defisiensi piruvat kinase, defisiensi G6PD (Glucose 6 Phosphodiesterase), Talasemia.
          *Anemia Hemolitik didapat ex: Ketidaksesuaian Rhesus Ibu & janin, Infeksi, penggunaan Obat-obatan
        • Polisitemia
        • Ekstravasasi darah
        • Defek konjugasi
        • Jaundice ASI (onset lanjut)
        • Gangguan Metabolik
          Galaktosemia, hipertiroidisme, diabetes ibu.
      2. Morbiditas

        • Bilirubin ensefalopati
          • Fase akut : letargi, hipotonia, respon menyusu lemah. Apabila tidak diterapi bayi menjadi hipertonik, demam dan terus-menerus menangis.
          • Fase kronik : bayi yg bertahan hidup selalu berlanjut ke fase kronik, kehilangan pendengaran dan retardasi mental.
        • Kernikterus
          * Neuron menjadi berwarna dan nekrosis
          * Pada status non hemolitik, kadar di atas 25 mg/dl dipertimbangkan sebagai pasien dlm resiko.
      3. Manifestasi Klinik

        • Riwayat keluarg : jaundice, anemia, splenektomi
        • Riwayat Ibu : Diabetes ibu / infeksi
        • Riwayat bayi : pemberian ASI yg buruk, penyumbatan GastroIntestinal Tractus, pengeluaran mekonium yg terlambat.
        • Penggunaan oksitosin, sulfonamid, anti-malaria, & nitrofurantoin dpt memacu hemolisis pada bayi dg defisiensi G6PD.
      4. Tanda & Gejala
        • Jaundice tampak pertama kali di wajah / hidung. Kemudian akan turun ke badan & ekstremitas jika kadar bilirubin dlm serum meningkat.
        • Pemeriksaan fisik:
          *Cephalhematoma, petekie atau ekimosis
          *Hepatosplenomegali : hemolitik/ peny. hati/ infeksi
          *Prematuritas, IUGR, pasca maturitas
          *Omphalitis, Chorioretinitis, mikrosefali : Infeksi
          Omphalitis: peradangan umbilicus.   Chorioretinitis:Radang choroid & retina.
        • Pemeriksaan neurologis : tidak mau diberi makan, letargi
      5. Diagnosis
        • TSB (Total Serum Bilirubin) >/ sama dengan 13 mg/dl memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
        • Bilirubin Indirect = TSB - (dikurangi) Bilirubin Direct
        • Diperiksa kadar serum albumin
        • Polisitemia : hematokrit > 65%
        • Apabila jaundice > 2 minggu maka diperiksa hormon tiroid, LFT, urine, & kultur darah.
        • Pemeriksaan Radiologis : Obstruksi usus.
        • Hb/Hct menurun terkait dg peningkatan hitung retikulosit & sel darah merah berinti => anemia hemolitik
      6. Pengelolaan
        *Fototerapi
        *Transfusi albumin
        *Transfusi tukar
        *Terapi farmakologis
    • B. Hiperbilirubinemia terkonjugasi (Direct)

      1. Definisi
        Hiperbilirubinemia terkonjugasi merupakan tanda adany Disfungsi Hepatobilier.
      2. Klasifikasi

        • Penyakit Biliaris Ekstrahepatik
        • Penyakit Biliaris Intrahepatik
        • Penyakit Hepatoseluler
      3. Manifestasi Klinik
      4. Diagnosis
        *Pemeriksaan laboratorium
        *Radiologis
        *Biopsi & Eksploratory laparotomy
      5. Pengelolaan
        *Medikasi
        *Diet
        *Pembedahan

    Sunday

    Seputar Perinatologi

    Perinatologi : Ilmu yg mempelajari ttg kehidupan fetus dari 28 minggu (7 bulan) dlm Kandungan hingga bayi berusia 7 Hari post partum.
    Periode Neonatal :
    • Dini : baru lahir hingga 7 hari post partum
    • Lanjut : 8 Hari post partum hingga 28 Hari post partum
    Stillbirth : lahir tanpa tanda kehidupan. ex: tidak bernapas, tanpa gerakan, denyut jantung (-)

    Adaptasi EkstraUterin
    1. Adaptasi Respirasi

      • Selama masa fetus

        • Setelah 24 Minggu kehamilan, sel alveolus mulai memproduksi Surfactan (lipoprotein). Selanjutnya surfactan akan melapisi dinding alveolus shg menimbulkan tegangan permukaan
        • Tanpa surfactan, paru-paru mjd tidak stabil shg dapat kolaps
        • Faktor yang mempengaruhi pembentukan surfactan :
          a. Hipoksia : menyebabkan penurunan pembentukan surfactan
          b. Stress IntraUterin :  (idem sama yg diatas)
          c. Steroid : meningkatkan pembentukan surfactan, ini diberikan pada ibu dengan bayi preterm (BUKAN diberikan pada bayinya). Dapat juga ditambah beberapa mg albumin.

      • Setelah dilahirkan

        • Ketika bayi baru lahir terjadi Aerasi dari paru-paru. Aerasi bukanlah kemampuan sebuah organ kosong yg kolaps, melainkan proses penggantian cairan intraalveolar dg udara.
        • Pergantian cairan dg udara pada paru-paru tjd pada:
          A. lahir pervaginam : selama dilahirkan melewati vagina, thorax bayi tertekan. Akibatnya beberapa cairan yg mengisi paru-paru ikut terperas keluar & akan digantikan udara yg masuk ke dalam paru-paru.
          B. lahir SC (Sectio Caesaria) : tidak ada penekanan dinding thorax. Masih banyak berbagai teori u/ menjelaskan pergantian cairan paru dg udara. antara lain : klem pd umbilikus, perbedaan tekanan intrauterin dan ekstrauterin.
        • Setelah bernapas u/ pertama kaliny, beberapa cairan masih tertinggal di paru.(akan di resorbsi o/ janin)
        • Saat bayi menangis/ bersin maka akan mengeluarkan cairan. Pergantian fungsi pernapasan o/ plasenta di gantikan paru-paru.

    2. Adaptasi Sirkulasi

      • Selama neonatal
        *Penutupan Foramen Ovale menjadi
        PERMANEN setelah beusia 3 Bulan.
        (Foramen Ovale ada ketika masih dlm kandungan)
        *Jika bayi lahir tidak menangis maka paru-paru tidak mengembang. ( biasany menyebabkan kelainan jantung congenital/ bawaan).

        Tambahan:
        Foramen Ovale adlh Lubang yg menghubungkan Atrium dextra dan Atrium sinistra, salah satu fungsiny U/ mengimbangi tekanan di atrium dextra yg terlalu tinggi (dlm kandungan). Setelah lahir, tekanan d Atrium mulai menurun & harus diimbangi dg penutupan foramen ovale yg dsebut Fossa Ovalis

        Ductus Arteriosus Botalli
        Saluran yg menghubungkan Aorta dg Arteri pulmonalis sinistra. Setelah lahir tjd proses penutupan ductus ini, menjadi Ligamentum Arteriosum Botalli. U/ mengefektifkan pemompaan darah (o/ Ventrikel sinister) ke seluruh tubuh. 

        Ductus Venosus Arantii Adlh Vena yg melewati Hepar & bergabung dg Vena Cava Inferior (ini pada janin). Vena ini membw darah yg kaya Oksigen dari plasenta ke vena cava inferior janin. Setelah lahir tjd proses penutupan, mjd Ligamentum Venosum Arantii.

        (Cocokkan keterangan diatas dg Gambar dibawah )


      Sirkulasi Darah Janin
    3. Adaptasi Hematologi
      * Bayi lahir dengan Hb 12 . Bayi  menderita Anemia. Berbeda dg orang dewasa yang digolongkan Hb 12 adlh Normal. Ini karena darah bayi baru lahir berbeda dgn orang dewasa.
      * Hb F (atau disebut Hb fetal ) mengikat Oksigen dalam konsentrasi rendah.
      * Semakin lama kadar Hb F semakin turun Kecuali pd anak penderita Thalassemia (Hb F tetap tinggi).
      * Status darah Bayi.

      • Hemoglobin Fetal
        *Saat lahir
        Hb F = antara 40-70%
        *Neonatal
        Hb F = antara 20-40%
        *Infant
        Hb F = antara 2-10%

      Posting sebelumnya tentang Abortus klik di sini.

      Sumber : Catatan kuliah dr. Sunyataningkamto, Sp.A
                     SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD dr. Moewardi / FK UNS











      Wednesday

      Cara Penilaian Keadaan Gizi

      PENILAIAN KEADAAN GIZI ANAK

      *Beberapa Cara Penilaian Keadaan Gizi*
      1. Klinik
      2. Antropometrik
      3. Laboratorik
      4. Analisa Diet
      1. Penilaian Klinik
      • Anamnesa
      • Pemeriksaan Fisik
      • Antropometrik 
      • Analisa Diet
      2. Penilaian Antropometrik
      • Pengukuran berbagai dimensi fisik pada berbagai usia.
      • Perlu dipertimbangkan : metode, standar, cut-off points dan klasifikasi

        1. Lingkar kepala

          • Dipengaruhi oleh Gizi sampai usia 36 bulan. ( 3 tahun )
          • Menggambarkan volume dalaman tengkorak
          • Diukur tepat diatas supra orbita pada bagian yang paling menonjol, melalui oksiput.
        2. Lingkar lengan atas (LLA)

          • Pada usia 1-5 tahun dapat menunjukkan Status Gizi
          • Dengan umur dan dibanding dg standar dinyatakan dg %
          • Umur tidak diketahui : LLA/TB
        3. Berat badan menurut tinggi badan

          • Lebih akurat
          • Mencerminkan proporsi tubuh
          • Dapat membedakan : wasting, stunting (pengerdilan) atau perawakan pendek.
          • Tidak perlu faktor umur
          • Dinyatakan sebagai persentase dari BB standar dg TB terukur.
        4. Berat badan

          • Parameter paling sederhana
          • Mudah dilakukan
          • Indeks nutrisi sesaat
          • Perlu data Antropometri yang lain 
        5. Tinggi badan 

          • Parameter sederhana
          • Mudah dilakukan / diulang
          • Dengan BB memberikan informasi yang bermakna
          • Perlu data umur, jenis kelamin dan standar
          • Dinyatakan dalam % (TB/U, BB/TB)
       3. Penilaian Laboratorik
      • Memastikan adanya defisiensi nutrien
      • Dipilih sesuai tujuan
      • Pemeriksaan kadar nutrien mikro hanya atas indikasi.

      4. Analisa Diet
      • Sebagai pelengkap ketiga pemeriksaan yang lain
      • Yang dinilai kualitas dan kuantitas makanan : wawancara/ food model/pencatatan
      • Reabilitas sangat rendah dan susah/ tidak praktis

      Hasil Pemeriksaan / Penilaian
      • Dengan ke 4 cara penilaian diagnosis status nutrisi dapat lebih akurat.
      • Diklinik Indeks BB/TB terbaik dan lebih mencerminkan status gizi.
      • Sebaiknya dipakai standar nasional/ regional tetapi Indonesia blum punya
      • Standar yang digunakan sekarang CDC-2000
        (lebih lanjut tentang CDC-2000 klik di sini.)
      Selanjutnya, dengan penilaian status Gizi pada anak dapat digunakan u/ pengambilan keputusan apakah anak itu memerlukan intervensi nutrisi segera/intensif serta pemantauan hasil intervensi tsb.


      Sumber : Catatan Kuliah  Endang D.L, dr. Sp.A(K). MPH
                      SMF Ilmu Kesehatan Anak. RSUD Dr. Moewardi / FK UNS

      Posting sebelumnya di Sini

      Monday

      Diagnosing Acute Coronary Syndrome

      Diagnostic value of cardiac markers

      According to the ESC/ACC consensus definition, an increase of troponin during the first 24 hours following the onset of symptoms is indicative of myocardial injury.
      [Myocardial infarction redefined – a consensus document of The Joint European Society of Cardiology/American College of Cardiology Committee for the redefinition of myocardial infarction. Eur Heart J. 2000; 21: 1502-1513]

      Patients with an increased troponin concentration must be regarded as patients at high risk of death or myocardial infarction (MI), and must receive specific treatment. Troponins have assumed a central role in risk stratification and therapeutic decision-making in professional guidelines published by the ACC/AHA and the ESC.

      However, serial measurements are recommended. During the first 6 hours after the onset of chest pain, the combination of myoglobin and troponin is considered most useful for the diagnosis of acute myocardial infarction (AMI). For patients admitted more than 6 hours after onset of symptoms, troponin alone is the best cardiac marker (Figure 8).

      Figure 8. Kinetics of cardiac markers
      [Wu A.H. et al., National Academy of Clinical Biochemistry – Standards of laboratory practice: recommendations for the use of cardiac markers in coronary artery diseases. Clin. Chem. 1999; 45: 1104-1121]
       
      Often, a blood test is performed for cardiac troponins 12 hours after onset of chest pain. If this is positive, coronary angiography is typically performed on an urgent basis, as a positive troponin result is highly predictive of re-infarction.

      Troponin is also valuable for the detection of minor myocardial injury in the absence of overt ischemic heart disease associated with other clinical situations, such as percutaneous coronary artery intervention, cardiovascular surgery, non-cardiac surgery, heart failure, renal failure, trauma, burns, acute myocarditis, acute pericarditis, pulmonary embolism and sepsis.

      Source: Biomerieux-diagnostics.com

      Abortus

      Pengakhiran Kehamilan pada Trimester 1 & 2

      Abortus berbeda dengan Aborsi

      Definisi Aborsi : Terminasi kehamilan sebelum umur kehamilan 20 (28) minggu dan dengan berat janin < 500 gram.
      - Early Abortion : sebelum 12 minggu
      - Late Abortion  : dari 12-20 (28) minggu.

      Abortus profokatus (buatan) : Suatu usaha pengakhiran kehamilan dengan Obat maupun tindakan Operasi pada janin < 20 (28) minggu, dimana janin (hasil konsepsi) yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar.
      - Elektif : Jika dilakukan karena permintaan Ibu.
      - Therapeutic/ medisinalis : Jika dilakukan atas indikasi untuk mempertahankan kesehatan Ibu. Pertimbangan dilakukan oleh minimal 3 dokter spesialis Obsgyn, Interna dan Jiwa.

      Abortus spontan : merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya proses kehamilan sebelum berumur < 20 (28) minggu. Penyebabnya dapat berasal dari penyakit yg diderita Ibu atau karena sebab lain (umumny berhub. dgn kelainan pada sistem reproduksi).

      Induksi kehamilan: Usaha mempercepat persalinan sebelum ada tanda-tanda persalinan.
      Stimulasi kehamilan : Usaha mempercepat persalinan sesudah ada tanda-tanda persalinan.
      Obat u/ mematangkan serviks : Prostaglandin E.1 => Misoprostol

      Indikasi :

      • Abortus Provokatus

        1. Penyakit Ibu :
          - Penyakit Jantung yg menimbulkan Decompensatio Cordis
          - Hipertensi esensial yg berat
          - Penyakit Ginjal yg menahun dg kemunduran fungsi ginjal
          - Penyakit Jiwa
          - Carsinoma Cervic Uteri
        2. Kemungkinan bayi yg dilahirkan cacat. Pada wanita hamil yg menderita Rubella, yg minum Obat (ex: Thalidomide) dlm Triwulan pertama.
      • Abortus Spontan

        1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi (kelainan kromosom, lingkungan kurang sempurna, pengaruh dari luar => virus, obat, dll)
        2. Kelainan pada plasenta
        3. Penyakit Ibu (pneumonia, tifus, malaria, dll)
        4. Kelainan traktus genitalis (retroversio uteri, mioma uteri, serviks inkompeten, dll)

        Dasar HUKUM / Norma /Agama pun mengatur tentang tindakan yang berkait Abortus



        Sumber: Catatan kuliah dr. A. Laqif Sp.OG (K), SMF Kebidanan dan Kandungan, RSUD dr. Moewardi/ FK UNS


        Wednesday

        Penyakit Obstruksi pada Bayi dan Anak

        Penyakit Obstruksi pada Bayi dan Anak

        Obstruksi adalah gangguan pasase pada saluran berongga baik total maupun parsial (sebagian).
        Tanda-tanda Obstruksi :
        • Kembung
        • Konstipasi/ Obstipasi
        • Muntah/ mual
        • Abdominal sign ( Darm countur, darm steifung, metalik sound )
        • Sakit perut
        Pembagian Obstruksi :
        1. Fungsional

          • Hirschsprungs Disease ( Megacolon Congenital )
          • Necrotizing enterocolitis
          • Prematuritas
          • Infeksi
          • Gangguan metabolisme

        2. Mekanik

          • Pada dinding ( stenosis philorik hipertropi )
          • Ekstra lumen ( Volvulus, Band, Hernia inkarserata, Malrotasi, Atresia )
          • Intralumen ( mekoneum ileus, bolus askaris, Mekonium Plug )

          Obstruksi berdasarkan letaknya ada 3 macam :

          1. Obstruksi letak tinggi ( Foregut )
            yaitu Sumbatan saluran cerna sampai duodenum parts dua
            Klinis distensi perut sangat miimal, terbatas di epigastrium atau tidak ada. Banyak cairan yg dimuntahkan.
          2. Obstruksi tengah ( Midgut )
            yaitu Sumbatan dipertengahan duodenum (parts dua) sampai pertengahan kolon tranversum.
            Distensi abdomen menyeluruh, terlihat countur usus.
            Muntah tidak sehebat obstruksi tinggi, volome sedikit
          3. Obstruksi rendah ( Hindgut )
            Sumbatan mulai pertengahan colon transversum sampai distal.
            Tanda-tanda distensi abdomen hebat disertai muntah.

          Permasalahan pada pasien dengan Obstruksi :

          1. Dehidrasi
          2. Syok hipovolemik
          3. Asidosis  Respiratorik
          4. Asidosis Metabolik
          5. Strangulasi
          6. Perforasi
          7. Peritonitis
          8. Sepsis
          9. DIC ( Disseminated Intravascular Coagulation )

          Beberapa penyakit Obstruksi pada Bayi dan Anak yg sering dijumpai :

          1. Hernia Inguinalis Inkarserasi Strangulasi
          2. Stenosis Pilorik Hipertrofik
          3. Atresia dan Stenosis Duodenum, Jejunum, dan Ileum
          4. Mekoneum Ileus


          Sumber : Catatan Kuliah dr. Nunik Sp.BA  RSUD dr. Moewardi/ FK UNS


          Postingan Perbedaan antara Limfoma Hodgkin dan Non-Hodgkin klik di sini














          Thursday

          Toksik Epidermal Nekrolisis (TEN)

          Toksik Epidermal Nekrolisis (TEN)

          • merupakan bentuk yang LEBIH berat dari Steven Johnson Syndrome (SJS)
          • Sindrom klinik dgn gambaran mirip Combusio (luka bakar), pengelupasan epidermis bisa seluruh tubuh (>30% BSA (Body Surface Area), pada SJS: <10% BSA) dan bersifat akut, sering fatal.
          • Penyebab : non infeksi, biasanya oleh karena Alergi Obat Sistemik (80%)
            Obat-obat penyebab :
            Terutama :

            • Derivat Sulfa
            • Antikonvulsan ( pengobatan u/ kejang )
            • NSAID ( Non Steroidal Anti-Inflammatory Drug )

            yang lainny :

            • Pirazolon
            • Salisilat
            • Allopurinol
            • Penisilin
            • Tetrasiklin
            • Fenil Butazon
            • Barbiturat
          • Insidensi : Dapat terjadi pada semua usia.

            Diagnosis didapat dari :

            1. Anamnesa
            2. Gejala klinik
            3. Pemeriksaan laboratorik:
              * Laju Endap Darah (LED) >>, leukositosis, anemia
              * hipoalbumin, hipoprotein
              * CD4 T cell <<, NK cell <<

            Gambaran Akut:

            1. merupakan penyakit yang berat, menyebabkan kematian karena gangguan keseimbangan elektrolit atau sepsis.
            2. Lesi kulit, mulai leher, muka dan menjalar keseluruh tubuh berupa eritem ,bula,pengelupasan kulit, nikolsky sign (+) (jika kulit ditekan dan digeser kulit akan terkelupas, krna terjadi Epidermolisis : Epidermis terlepas dari dasarnya secara menyeluruh )
            3. Epidermolisis muda dilihat pada tempat yg sering terkena tekanan spt Punggung atau Pantat.
            4. Tampak sakit, kesadaran menurun => koma
            5. Konjungtivitis, rhinorrhoe, stomatitis (sariawan), dan perdarahan.

            Prognosis : Tergantung Luas Kulit yang Terkena.

            Komplikasi yang ditimbulkan :

            • Pada ginjal berupa nekrosis tubular akut akibat ketidakseimbangan cairan dan glomerulonefritis.
            • kerusakan pada bola mata => buta karena gangguan lakrimasi
            • Oesofagitis
            • Bronchopneumonia 23%
            • Gangguan elektrolit karena kerusakan hebat.
            • Skar => kontraktur, alopesia, anonychia


            DD (Differensial Diagnosis)

            1. SSSS ( Staphylococcal-Scalded-Skin-Syndrome)
              * Penyebab : Toksinemia dari Staphylococcus Epidermolysis
              * biasanya mengenai anak-anak dan lesi pada mukosa (-)
              * letak celah di stratum granulosum, sedang TEN di subepidermal
            2. Steven Johnson Syndrome (SJS)
            3. Pemvigus Vulgaris

            Pengobatan:

            • Kortikosteroid  dosis tinggi, antibiotik untuk infeksi sekunder
            • Keseimbangan Elektrolit
            • Terapi suportif
            • Anti Biotik => dengan potensi alergenik rendah => contoh : Eritromycin
              Hindari potensi Alergenik tinggi => Penisilin, Sulfa, Tetrasiklin
            • ACTH (Adrenocorticotropic Hormone) per minggu 1 mg (mencegah penekanan korteks ginjal akibat kortikosteroid dosis tinggi)
            • Sulfadiazine perak (perak sebagai astringen dan mencegah/mengobati infeksi kuman gram negatif, gram positif, Candida.


             Sumber : Catatan Kuliah GAWAT DARURAT KULIT, Prof. Harijono KS, Sp.KK
                             SMF Kulit & Kelamin, RSUD dr. Moewardi/ FK UNS

            Postingan lain seputar Jerawat yang bikin Gemesss.. ada di sini


            Wednesday

            SECTIO CAESAREA (SC)

            SECTIO CAESAREA (SC)

            Sectio Caesarea

            Definisi: Tindakan pembedahan u/ melahirkan bayi dgn berat > 500 gr, dgn membuka dinding perut dan dinding uterus.
            Note: walau SC merupakan cara aman, namun dgn SC kita memberi luka d uterus, shg untuk kehamilan berikutnya perlu pengawasan kehamilan dgn bahaya rupture uteri.

            Indikasi:
            Ibu :
            • Disproporsi Kepala Panggul (DKP) / Cephalopelvic Disproportion (CPD).
            • Disfungsi uterus
            • Distosia jaringan lemak
            • Plasenta previa
            • PreEklamsia / Eklamsia
            Anak:
            • Janin besar (>4000 gr) => dapat terjadi distosia bahu
              distosia bahu : tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan, setelah kepala janin dilahirkan.
            • Gawat janin  => fetal distress k/ sirkulasi uretroplasental terganggu => asfiksia
            • Letak Lintang
            Komplikasi
            1. Perdarahan 
              * Banyak pembuluh darah yang terputus & terbuka
              * Atonia Uteri
              * Perdarahan pada plasental bed
            2. Luka / trauma kandung kemih
            3. Kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan berikutny
            4. Infeksi puerpural
            Edukasi pasca SC
            1. Dianjurkan tidak hamil sebelum +/- 2 tahun => memakai kontrasepsi
            2. Hamil berikutnya hendaknya ANC (Antenatal Care) dengan baik
            3. Dianjurkan bersalin di RS besar
            4. Indonesia menganut "Once a caesarean, not always a caesarean", KECUALI  panggul sempit atau Disproporsi Kepala Panggul (DKP)
             Sumber: Catatan Kuliah dr. Eriana Melinawati Sp. OG (K), SMF Kebidanan & Kandungan. RSUD dr. Moewardi / FK UNS

            Postingan lain tentang Bising jantung di sini.

            Sunday

            Retinoblastoma

            RETINOBLASTOMA
            dr. Djoko Susianto, Sp.M

            Definisi Retinoblastoma adalah Tumor Ganas Okuler berasal dari lapisan fotoreseptor retina.
            Termasuk Tumor Ganas Anak
            • 1% dari semua tumor ganas anak
            • 2/3 kasus ditemukan pada umur < 3 thn
            • 30% kasus bilateral
            Gejala Klinis terdapat 3 Stadium yaitu
            1. Stadium Prodromal

              • Bola mata tampak tenang
              • Visus turun sampai nol (Buta)
              • kadang-kadang Strabismus
              • Tanda "Amaurotic Cat's Eye" (?Search Google aj y?)
              • Pemeriksaan Oftalmoskop tampak :

                • Massa translusen bulat/oval di retina
                • Berkembang jadi padat putih kekuningan 
                • Meluas ke vitreus
                • Pada permukaanny terdapat Neovaskularisasi
                • kadang-kadang perdarahan
                • Pupil Midriasis, refleks negatif

            2. Stadium Glaukomatosa

              • Bola mata membesar
              • Merah
              • Tekanan bola mata
              • (Sangat) kesakitan
              • Cornea Oedem
              • Corpus Vitreum keruh

            3. Stadium Ekstra Okuler

              • Meluas keluar bola mata => Jaringan Orbita => Exoftalmus
              • Meluas ke Nervus II => Otak
              • Invasi ke Jaringan sekitar
              • Metastasis Jauh
            Pemeriksaan Penunjang 
            1. Foto Rontgen Orbita baku 

              • Titik-titik kalsifikasi Intraokuler
              • Kerusakan dinding orbita
            2. Ultrasonografi

              • Penunjang paling penting
              • Gambaran khas Retinoblastoma
              • Pembesaran Nervus II
            3. CT Scan

              • Pembesaran Nervus II
              • Invasi / metastase Intrakranial
            Terapi Retinoblastoma
            • OPERASI sedini mungkin
            • Tergantung lateralitas dan stadium
            • Unilateral : enukleasi bulbi
            • Bilateral : sisi yang berat, enukleasi / eksenterasi ; sisi yang lebih ringan, konservatif
            • Terapi konservatif:

              1. Fotokoagulasi    (?Search Google aj y?)
              2. Krioterapi          (?Search Google aj y?)
              3. Radiasi
              4. Radiasi + kemoterapi
            FOLLOW UP 
            • Minimal 5 tahun lamanya

            Serumen Telinga

            SERUMEN
            dr. Subagyo, Sp THT
            RSUD dr. Moewardi/ FK UNS

            Serumen merupakan Produk Glandula seruminosa & Glandula sebacea di pars cartilaginea canalis aurikularis. Glandula seruminosa adalah Glandula sudorifera (kelenjar keringat) yang mengalami modifikasi. Sifat serumen padat, lunak dengan warna coklat, hitam. Serumen yang menyumbat canalis auricula disebut impacted cerumen prop --> mengganggu pendengaran.

            Gejala yang timbul karenanya...
            Terasa penuh, Tinnitus, Otoponi (seperti mendengar kata-kata sendiri / bergema), tak sakit, batuk (terangsangnya Nervus Vagus).
            Pemeriksaan bisa menggunakan Tes Garputala (Tes Penala)

            Terapi
            Pengangkatan serumen
            - Gunakan serumen hak ( untuk serumen yg keras )
            - Gunakan serumen spoon ( untuk serumen yang lunak )
            Serumen yg keras dilunakkan dengan karbo, gliserin ( Natrium Carbonat 0,5 glyserin, aquadest ).
            lakukan irigasi ( namun KoNtraIndikasi pada Perforasi Membrane Tymphani ) dengan tetes air hangat, u/ menghindari nistagmus. Tampon telinga menggunakan zalf betadine  

            Keratosis Obturans
            definisi : Epithelial pluge ( sumbat epitel ), terdapat di kanalis pars ossea.
            Etiologi dikarenakan Kronik desquamative dermatitis (epitel menumpuk di pars ossea), Pelepasan Epitel --> menumpuk dekat membrane tymphani.
            Gejala yg timbul sama seperti serumen ditambah Otalgia berat.
            Pemeriksaan didapatkan massa keputih-putihan di canalis pars ossea seperti Cholesteatoma. Bisa menyebabkan perforasi membrane tymphani.
            Terapi : Keratosis diangkat , Tampon telingan menggunakan Zalf betadine.

            Benda Asing/ Corpus Alienum
            Dapat berupa benda hidup atau benda mati. Benda hidup contohnya binatang/ serangga. Benda mati ex: biji kapas.dll.
            Gejala yang ditimbulkan oleh benda mati --> Iritasi, Benda Hidup --> sakit
            Terapi
            Benda mati diangkat, bila perlu dg Anastesi umum.
            Benda hidup , dimatikan dulu (dengan minyak kelapa), baru diambil.

            Trauma Kepala
            Trauma pada Os temporale akibat kecelakaan/ trauma berat --> fraktur Os temporal. kadang disertai fraktur basis kranii. Dengan tanda / gejala: tidak sadar / koma, paralise nervus fascialis, perdarahan canalis aurikularis, haematotymphanum, keluarny LCS, Vertigo dab Hearing loss.

            Trauma kepala, periksa
            1. Ada tidakny kelainan neurologis
            2. Perdarahan telinga
            3. Keluarnya LCS
            4. Epistaksis.


            Fraktur Os temporal memiliki 2 tipe yaitu tipe Tranversal dan tipe Longitudinal.
            yang memiliki gejala berbeda pula.

            Friday

            Injeksi

            PANUM dr. Warsito

            Anamnesis
            komunikasi efektif
            Pemeriksaa fisik 
            jangan lupa diukur tensi (anafilaktik)
            Ingat:
            -Gunakan teknik aseptik
            -Mengoles alkohol pada kemasan obat - supaya abses tidak terjadi

            Juga dibuat catatan medis pasien tersebut.
            Cara memilih spuit & kemasan jangan sampai salah.

            1. Intra Muscular
            a. KB (sediaan dalam bentuk flacon harus dikocok terlebih dahulu sebelum dipakai).
            Jangan lupa waktu anamnesis ditanyakan pesetjuan suami untuk menggunakan KB. Juga dilakukan Tes Kehamilan sebelum KB.
            1. Cyclofem
              Medroxy progesterone acetat 50 mg
              Estradiol cypionate 10 mg
              Indikasi: Kontrasepsi 1 bulan
              Dosis : 0,5 ml ke gluteal daerah dalam, jika dangkal tidak efektif.
              Vial 0,5 ml
            2. Depoprovera = Medroxy Progesterone Acetat
              Dosis : 1 ml/150 mg atau 3 ml/150 mg
              Indikasi: Kontrasepsi 3 bulan
              Suntikan pertama : 5 hari pertama setelah mens / 6 minggu postpartum
            3. Noristrat = Norethisteron enantat
              Dosis: 200 mg untuk sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama kemudian selanjtnya sekali tiap 12 minggu.
              Sediaan dalam bentuk oil sehingga bisa menimbulkan abses
              Seperti juga teramicyn (Oxytetraciclyn). gentamicin dalam bentuk oil.
              Untuk mengatasinya dengan menggunakan spuit besar, tapi ini juga bisa mengakibatkan perdarahan pada pembuluh darah karena luka.

              (Continued to next posting..........)

              Warning!!!

              Cek Lagi di Literatur untuk memastikan kebenaran Informasi ini, yang berkaitan dengan Obat, Pengobatan dan Terapi

            Sunday

            Pusat Pengobatan Kanker Internasional

            Sekedar membuat Arsip . .
            Informasi-informasi bagus masuk ke otakku lalu menguap. .

            Saat-saat penting dibutuhkan . . bisa d Review lagi . .

            Kata temen sih di Cina, tepatnya d GuangZhou. Ada rumah sakit modern yang menangani kasus kanker dengan sangat baik. Bahkan stadium 4 sekalipun bisa sembuh. teman ku ceritakan. Kanker yang sudah menyebar (metastasis) ke hepar pun, tetap ada kemungkinan prognosis yg baik. hmm..,

            Iseng & penasaran aku searching d Google, ternyata nama Rumah sakit ny
            " International Cancer Treatment Center of Modern Hospital GuangZhou "
            Rumah sakit ini pernah juga di expose oleh Stasiun TV - MetroTV

            Untuk mengetahui seputar Rumah sakit ini, peralatan canggih yg digunakan, serta pelayanan apa saja yang diberikan silakan klik d sini.

            Friday

            Tes Garputala ( session 2 )

            Nah dilanjutkan y.. 2 tes terakhir..

            3. Tes Weber
            Tujuan : membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga penderita.
            Cara :
            - Garpu tala frekwensi 512 Hz dibunyikan, kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus di garis median, biasanya di dahi (dapat pula pada vertex, dagu atau pada gigi insisivus) dengan kedua kaki pada garis horizontal. Penderita diminta untuk menunjukkan telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Bila mendengar pada satu telinga disebut lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Bila kedua telinga tak mendengar atau sama-sama mendengar bararti tak ada lateralisasi.
            Interpretasi :
            * Normal : tidak ada lateralisasi
            * Tuli konduksi : mendengar lebih keras di telinga yang sakit.
            * Tuli sensori neural : mendengar lebih keras pada telinga yang sehat.

            Karena menilai kedua telinga sekaligus maka kemungkinannya dapat lebih dari satu.

            Contoh : lateralisasi ke kanan, dapat di interpretasikan :
            a. Tuli konduksi kanan, telinga kiri normal
            b. Tuli konduksi kanan dan kiri, tetapi kanan lebih berat.
            c. Tuli sensori neural kiri, telinga kanan normal.
            d. Tuli sensori neural kanan dan kiri, tetapi kiri lebih berat
            e. Tuli konduksi kanan dan sensori neural kiri.

            4. Tes Schwabach
            Tujuan : membandingkan hantaran lewat tulang antara penderita dgn pemeriksa.
            Cara :
            - Garpu tala frekwensi 512 Hz dibunyikan kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus pada mastoid pemeriksa, bila pemeriksa sudah tidak mendengar, secepatnya garpu tala dipindahkan ke mastoid penderita. Bila penderita masih mendengar maka Schwabach memanjang, tetapi bila penderita tidak mendengar, terdapat 2 kemungkinan yaitu Schwabach memendek atau normal.

            Untuk membedakan kedua kemungkinan ini maka tes dibalik, yaitu tes pada penderita dulu baru ke pemeriksa.

            Garpu tala 512 Hz dibunyikan kemudian diletakkan tegak lurus pada mastoid penderita, bila penderita sudah tidak mendengar maka secepatnya garpu tala dipindahkan pada mastoid pemeriksa, bila pemeriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal, bila pemeriksa masih mendengar berarti Schwabach penderita memendek.

            Interpretasi :
            * Normal : Schwabach normal
            * Pada tuli konduksi : Schwabach memanjang.
            * Pada tuli sensori neural : Schwabach memendek

            Kesalahan Uji/ Test bisa dikarenakan :
            * Garpu tala tidak tegak dengan baik, kaki garpu tala tersentuh sehingga bunyi menghilang.
            * Isyarat menghilangnya bunyi tidak segera diberitahukan oleh pasien.



            Sumber :Buku Teknik Pemeriksaan Telinga, Hidung & Tenggorok.

            Monday

            Tes Garputala

            THT  TES GARPUTALA

            Ada 4 jenis tes garpu tala yang sering dilakukan :
            1. Tes batas atas dan batas bawah
            2. Tes Rinne
            3. Tes Weber
            4. Tes Schwabach
            Tes-tes ini memiliki tujuan khusus yang berbeda dan saling melengkapi.
            1. Tes Batas Atas Batas Bawah
              Tujuan : menentukan frekwensi garpu tala yang dapat di dengar penderita melewati hantaran udara bila dibunyikan pada intensitas ambang normal.
              Cara :
              Semua garpu tala (dapat dimlai dari frekwensi terendah berurutan sampai frekwensi tertinggi / sebaliknya) dibunyikan satu persatu, dengan cara dipegang tangkainya kemudian kedua ujung kakinya dibunyikan dengan lunak (dipetik dengan ujung jari/kuku, didengarkan terlebih dulu o/ pemeriksa sampai bunyi hampir hilang untuk mencapai intensitas bunyi yang terendah bagi orang normal/ nilai ambang normal), kemudian diperdengarkan pada penderita dengan meletakkan garpu tala di dekat MAE pada jarak 1-2 cm dalam posisi tegak dan 2 kaki pada garis yang menghubungkan MAE kanan dan kiri.
              Interpretasi :
              * Normal : mendengar garpu tala pada semua frekwensi.
              * Tuli konduksi : batas bawah naik (frekwensi rendah tak terdengar)
              * Tuli sensori neural : batas atas turun (frekwnsi tinggi tak terdengar)
              Kesalahan :
              Garpu tala dibunyikan terlalu keras shg tidak dapat mendeteksi pada frekwensi mana penderita tak mendengar.

            2. Tes Rinne
              Tujuan : membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang pada satu telinga penderita.
              Cara :
              - Bunyikan garpu tala frekwensi 512 Hz, letakkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid penderita (posterior dari MAE) sampai penderita tak mendengar, kemudian cepat pindahkan ke depan MAE penderita. Apabila penderita masih mendengar garpu tala di depan MAE desebut Rinne positif, bila tidak mendengar disebut Rinne negatif.
              - Bunyikan garpu tala frekwensi 512 Hz, kemudian dipancangkan pada planum mastoid, kemudian segera dipindah di depan MAE, penderita ditanya mana yang lebih keras. Bila lebih keras di depan disebut Rinne positif, bila lebih keras di belakang Rinne negatif.
              Interpretasi :
              * Normal : Rinne positif (mendengar)
              * Tuli konduksi : Rinne negatif ( tidak mendengar)
              * Tuli sensori neural : Rinne posotof (dengar)

              Kadang-kadang terjadi false Rinne (pseudo positif atau pseudo negatif) terjadi bila stimulus bunyi ditangkap oleh telinga yang tidak di tes, hal ini dapat terjadi bila telinga yang tidak dites pendengarannya jauh lebih baik daripada yang di tes.

              Kesalahan :
              - Garpu tala tidak diletakkan dengan baik pada mastoid atau miring, terkena rambut, jaringan lemak tebal shg penderita tidak mendengar atau getaran terhenti karena kaki garpu tala tersentuh aurikulum.
              - Penderita terlambat memberi isyarat waktu garpu tala sudah tak terdengar lagi, shg waktu dipindahkan di depan MAE getaran garpu tala sudah berhenti.


              (Continued........) klik di SINI.

            Thursday

            Acne Vulgaris

            Jerawat.. jerawat.. haha.. Katanya bikin ga PD. hehe..
            kali ini mau bahas tentang Jerawat atau dikenal sebagai Acne Vulgaris. Mumpung abis kuliah sama dokter spesialis kulit dan kelamin. Jadi ya UPDATE gitu, INFO terpercaya. :)

            (Tapi maap-maap sekalian dokumentasi materi kuliah gitu, jadi ada bahasa latin.)

            Acne Vulgaris

            Komedo mempunyai bentuk papul, pustul , & vesikel. 
            Acne dapat dipengaruhi hormonal. jadi bagi para wanita kan ada siklus bulanan, Menstruasi. Acne pada pre-menstruasi dan post-menstruasi adalah hal biasa. Acne dapat timbul di wajah, di punggung, di badan. Namun yang sering dikeluhkan jerawat di wajah.

            Penyebab Acne : Multifaktorial
            1. Stress
              Jangan suka stress ya, banyak jerawatnya. hehe. Pada saat Stress akan memacu hormon Androgen. lalu terjadilah hiperplasi kelenjar sebaccea. Sehingga produksi sebumny banyak. Sebum yang tertimbun dan tidak bisa keluar ke permukaaan kulit sebabkan timbulnya Acne.

              Hormon Androgen dominan pada laki-laki. Jadi, bila hormon Androgen dominan pada wanita bisa menyebabkan wanita *maaf* ada seperti 'kumis' , kulit berminyak, berjerawat.

              Jadi, yang katanya jerawatan karena darah enggak bersih, darahnya kotor. itu Tidak Benar!!!
              lalu, Klo yang bilang banyak makan kacang sebabkan jerawat itu juga Tidak  Benar!!!. Kelebihan asupan makanan (misal: kacang, nasi, ayam, dll) akan di simpan sebagai lemak tubuh, jadi bukan 'nongol' di pipi.

              Naah, Gimana temen-temen ?!?!

              Pesen dokter nya enggak boleh termakan Iklan. Bismillah. Siap Bozz!!.
            2. Iklim / Cuaca
              Jadi ada istilahnya Acne tropikal. Acne pada orang-orang yang hidup di daerah tropis.

            3. Acne Drug in Use
              Penggunaan Obat Kortikosteroid dosis tinggi dalam kurun waktu tertentu juga bisa sebabkan Acne.
            4. Alergi
              Jika Alergi terhadap makanan/ penggunaan bedak, obat, dan lain-lain yang berdampak pada timbulny Acne.
            Propionibacterium Acnes adalah Bacteri normal di kulit.
            Namun jika dalam jumlah banyak bacteri ini tertimbun di saluran kelanjar sebaccea dan tidak bisa keluar, akan sebabkan reaksi radang/ Inflamasi. Dianggap benda 'asing' oleh sistem pertahanan tubuh.

            Stratum Korneum kulit akan lepas dalam 14 hari dan akan digantikan dengan yang baru.
            DHT (Dehidrotestosteron) adalah Androgen poten.

            Terapi Acne pada wanita bisa dengan cara hormonal juga. Lawan dari hormon androgen adalah hormon estrogen (hormon yang dominan pada wanita). Hormon Estrogen sebabkan feminisme. Terapi hormon tidak diperuntukkan untuk laki-laki. :)
            Bagaimana klo laki-laki di terapi hormon estrogen ?? Hati-hati entar 'Melambay2'  :), yang jelas lebih Feminin

            Timbulnya Acne pada daerah Pre-aurikuler bisa menimbulkan nyeri. Karena disana tempat akhiran syaraf (End-Nerve).



            Pillbury
            membagi stadium Acne dalam 4 Grade. Grade 2 mulai ada proses inflamasi & Grade 4 disebut Acne Konglobata. Acne Konglobata banyak pada badan.

            Macam Acne diantarany ada Acne excoriee pada wanita muda, ada juga Khlor Acne yaitu Acne yang timbul akibat terpapar klorin. Ada juga istilah Black head Comedo karena memang ada 'spot'/ noda hitam pada Komedo. Ada Neonatal Acne yaitu Acne yang ada pada Neonatus (baby umur < 1 bulan). Ada juga Acne kosmetika yaitu Acne yang timbul akibat penggunaan kosmetik, salah satu contoh krim cina (kata dokternya lho!!). Hendaknya diketahui komposisi krim kosmetik itu.

            Meski Obat-obat Steroid dikatakan "Obat Dewa", namun pada proses Infeksi tidak boleh diberikan karena akan menekan sistem imunitas tubuh.


            Komedo tidak boleh di 'keletus' / di pencet.. saking 'nafsuuu' ny . ampe gemes sama komedo.. ato karena ga nyaman sama komedo. Hal ini akan membuat lubang-lubang bekas 'kletusan' komedo tidak akan kembali menjadi kulit yang mulus.. alhasil jadi 'bolong-bolong'., yang disebut Skar Acne.
             

            Diagnosis Banding Acne Vulgaris
            Ada Acne Rossasea => hidung nya saja yang memerah dan membesar
            ada juga Perioral Dermatitis => bintik-bintik seperti Acne di
            sekitar bibir dan nyeri ... ini disebabkan karena Virus. Oleh sebab itu kontraindikasi penggunaan Steroid!.

            Tipe Kulit ras pada manusia dibagi 6 kelompok. Tipe 1 pada orang-orang Eropa timur. Tipe 2 pada orang Afrika. Nah, kita orang indonesia masuk Tipe kulit ke 3. Orang Cina adalah Tipe kulit ke 4. yang ke 5 & ke 6 blum tau aii.. ada yg tau ??

            Tuhan Maha Adil. maka kulit kita di 'Anugerahi' yang namany Melanin. Sebagai pembentuk warna kulit sekaligus melindungi kita dari paparan 'BerBAHAYA' sinar UltraViolet. Karena Afrika merupakan daerah yang terkena panas sepanjang tahun, makanya orang afrika komponen melanin kulitny lebih banyak. Sehingga lebih hitam lah kulitny, sedang orang Eropa timur yang adeeeem dan kena paparan sinar UV dalam jumlah sedikit, kulitny relatif putihh.

            "Oh iya mungkin karena alasan 'bakat' melanin yang sudah ada pada diri setiap manusia, yang sebabkan IKLAN "memutihkan dalam 7 hari". Tidak Berlaku!  (Maaf , tidak sebut merek.. )

            So, Bagi Anda orang-orang Indonesia pake SunBlock adalah disarankan! , Bukan kemayuuuu.. tapi lebih pada sisi kesehatan. (Klo saya blum pake .. :) mungkin ada Rencana. .). Karena paparan sinar UV dlm jumlah besar bisa memicu timbulnya Kanker kulit, bisa juga memicu Basalioma (ini Ganas) lebih aktif lagii jika terpapar UV. Yang berbahaya terutama UV A ( UV ini menembus kaca) ada juga UV B (naah, klo yang ini tak tembus kaca). Jadi jangan bayangkan kalo kita di ruangan tidak terkena paparan UV yaa. Selama ruangan itu teraang karena pantulan sinar matahari, maka itu adalah paparan UV juga. Namun dalam kadar yang lebih rendah ketimbang kena paparan sinar matahari langsung.  

            Bagi yang berkulit lembab penggunaan sunblock boleh, namun disesuaikan jangan terlalu creamy, agar tidak menyumbat sebum (minyak kulit), shg tidak bisa keluar ke permukaan kulit lalu timbullah Acne. Bagi yang berkulit lembab, tidak perlu memakai pelembab lagi. Pelembab di pakai bagi yang berkulit kering.


            ~Semoga Bermanfaat~
             
            Posting sebelumnya klik disini


            Monday

            Presentasi Bokong

            Pada kehamilan preterm cairan amnion masih banyak, kemungkinan bergerak banyak sehingga memungkinkan terjadinya Presbo (Presentasi Bokong).
            Letak janin : menunjukkan posisi janin terhadap sumbu panjang ibu (memanjang, lintang, oblik).
            Presentasi : bagian bawah janin pada jalan lahir
            • Presbo   (Presentasi Bokong)
            • Preskep (Presentasi Kepala)
            Macam Presbo
            • Presbo murni , frekwensinya 65%
            • Presbo kaki sempurna , 10%
            • Presbo kaki tidak sempurna , 25%
            Diagnosis
            Pemeriksaan rutin : Pada presbo ditemukan pemeriksaan luar sbb:
            1. Anamnesis : Gravid, partus, abortus, HPMT, terasa penuh dibagian atas & gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah
            2. Inspeksi : TFU (Tinggi Fundus Uteri) memanjang
              Tanda-tanda kehamilan obyekif pada ibu --> muka terdapat cloasma, areola papilla mammae hiperpigmentasi, striae gravidarum, hipertrofi glandula mammae.
            3. Palpasi :
              Pemeriksaan Leopold I --> teraba bagian bulat, keras, dan dapat digerakkan pada fundus uteri.
              Pemeriksaan Leopold II --> teraba bagian lunak janin dan besar (bokong). Bagian yang keras dan bulat tidak teraba dibagian bawah uterus tetapi teraba di fundus uteri. 
              Kadang bokong janin teraba bulat seperti kepala, tetapi bokong tidak mudah digerakkan semudah kepala.
            4. Perkusi : DJJ (Denyut Jantung Janin) ditemukan setinggi / sedikit lebih tinggi dari umbilicus.

              Bila ada kesulitan (misal dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi, dan banyaknya air ketuban). Maka dilakkan.


              1. Pemeriksaan dalam (VT / Vaginal Toucher)
                - Adanya bokong yang ditandai dengan adanya os. Sacrum, kedua tuber ossis ischii, dan anus.
                Normal (preskep) teraba UUK (Ubun-Ubun Kecil) di depan (arah jam 12).
                Abnormal bila UKK (Ubun-Ubun Kecil) teraba melintang atau di belakang (jam 6)
              2. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan.
              3. Pada persalinan lama, bokong janin edema, sehingga sulit dibedakan dengan muka.
                Dibedakan dengan memasukkan jari
                - Jari yang masuk anus (bokong) mengalami rintangan otot (m. Sphincter ani)
                - Jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan, serta ada reflek mengenyot.
            Sumber : Catatan Kuliah dr. Rustam Sunaryo Sp.OG , FK UNS

              Study Kasus Kedokteran

              Study Kasus

              Seorang laki-laki umur 57 tahun memiliki riwayat sudah 2 bulan batuk nonproduktif. Beliau tidak mengalami penurunan berat badan dan hemoptisis. Rekam medis menunjukkan bahwa beliau memiliki hipertensi dan diobati dengan beta-blocker.Pasien ini tidak terpapar asbes. beliau perokok aktif. Pada pemeriksaan didapatkan pasien tidak demam dan tidak memiliki gejala abnormal yang berarti. Foto Thorax menunjukkan ada massa jaringan lunak 2 cm di regio perihilus pulmo sinistra, yang muncul sebagai lesi baru yang tidak ditemukan pada foto thorax 2 tahun lalu.

              Sebaiknya, langkah-langkah apa yang akan kita lakukan ?

              Jawaban kasus adalah Nodul Pulmo.
              Ringkasan : laki-laki 57 tahun perokok aktif dengan massa di pulmo sinistra kemungkinan besar adalah keganasan.

              langkah berikutnya : CT Scan dengan kontras pada pulmo ,yang meliputi hepar dan glandula adrenal hendaknya dilakukan untuk mengidentifikasi massa lebih baik, dan mempersempit differensial diagnosis.

              Analisa
              Nodul pulmo yang soliter kemungkinan besar Kanker paru non-small cell. Adanya batuk, meskipun tidak spesifik dan umum pada perokok, hendaknya  tetap dievaluasi.


              Sumber: di Translate dari Case Files Surgery - Lange

              Kedaruratan Ginekologi

              Kedaruratan Ginekologi adalah keadaaan Gawat akibat kelainan ginekologi yang memerlukan tindakan SEGERA untuk menyelamatkan jiwa.

              Klasifikasi :
              1. Perdarahan

                • Abortus Incomplete
                  yaitu Pengeluaran sebagian hasil konsepsi sebelum mencapai usia 20 minggu ( < 5 bulan )
                • Abortus Insipien
                  Abortus yang sedang berlangsung
                • Missed abortion
                • Mola hidatidosa
                  Kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana sebagian vili khorealis mengalami degenerasi hidropik dengan atau tanpa janin.
                • Menorrhagi
                  Perdarahan haid yang banyak dan atau berlangsung > 1 minggu.
                • Metrorhagi
                  Perdarahan diantara 2 siklus haid yang banyak.
                • Robekan forniks posterior
                • Trauma alat genital
                • Proses keganasan pada traktus genital
                  (mis : Ca cervix , Ca endometrium, Choriocarcinoma)

                  Choriocarcinoma : Tumor ganas yang berasal dari trofoblas yang merusak stroma uteri dengan akibat perdarahan dan nekrose jaringan.

              2. Nyeri akut perut bawah

                • KET akut ( Kehamilan Ektopik Terganggu akut )
                  Kehamilan ektopik yang mengalami gangguan (abortus/robek) dari tempat implantasi di luar rongga rahim.
                • Torsi kista
                  Terpuntirnya tangkai tumor.
                  Tumor yang sering mengalami torsi adalah kista dermoid, kista adenoma pseudomusinosum, kista teka lutein.
                • Ruptura kista
                  Pecahnya dinding kista sehingga cairan kista keluar, hal ini akan mengiritasi peritoneum sehingga memberikan gejala peritonitis.
                • Tubo ovarial abses ( pecahnya abses pada adneksa)
                • Retensi urine

              3. Kecelakaan karena tindakan diagnostik ginekologi / kegagalan

                • Perforasi rahim
                • Laparoskopi / kuldoskopi
                • Dehisensi
              Diagnosis
              • Anamnesis
                - Keluhan utama
                - Riwayat menarche
                - Riwayat haid
                - Riwayat kontrasepsi
                - Adanya kelainan perdarahan
                - Penyakit menahun
                - Penyakit endokrin
                - Stress

              • Pemeriksaan fisik
                - Pemeriksaan umum
                - Pemeriksaan Ginekologis

              • Pemeriksaan penunjang
                - Laboratorium
                - USG
                - Laparoskopi
                - Hormonal

              Sumber : Catatan Kuliah Obstetry dan Gynekologi dr. Glondong S, Sp.OG,

              Friday

              Koma Hepatik

              KOMA HEPATIKUM


              * Kunci diagnosis koma hepatikum (hepatic enchephalopathy) adalah mengenali bahwa jelas ada penyakit hati. Adanya keluhan / tanda neuropsikiatri pada pasien dengan dusfungsi penyakit hati, hendaknya dipertimbangkan adanya koma hepatikum.


              Koma hepatikum merupakan sindrom neuropsikiatri pada pasien gagal hati akut maupun kronis. Dengan Gambaran umum yaitu kelainan mental, kelainan neurologis, kelainan parnkim hati, dan kelainan Laboratorium.
              Koma hepatikum dibedakan menjadi :
              1. Koma hepatikum akut (fulminant hepatic failure)
              • Hepatitis virus, hepatitis toksik obat (halotan, asetaminofen) , perlemakan hati akut pada kehamilan, kerusaka hati yang fulminan tanpa faktor pencetus.
              • Eksplosif, delirium, kejang, serta Edema otak
              • Kematian karena Edema serebral.
               2. Koma hepatitis kronis
              • Tidak progresif, gejala neuropsikiatri pelan-pelan dan dicetuskan faktor pencetus.
              • faktor pencetus itu antara lain azotemia, sedatif, analgetik,perdarahan gastrointestinal, alkalosis metabolik, kelebihan protein, infeksi, obstipasi, gangguan keseimbangan cairan , dan pemakaian deuretik.
              *Diagnosis berdasarkan gambaran klinis dan dibantu pemeriksaan penunjang
              Pemeriksaan Penunjang antara lain
              1. EEG (Elektroensefalografi)
              2. Test Psikometri
              3. Pemeriksaan Amonia Darah
                - Normal
                , amonia dikeluarkan oleh hati dengan pembentukan urea
                - jika hati rusak  --> terjadi peningkatan konsentrasi amonia darah.
              *Diagnosis Banding ( Differensial Diagnosis) koma hepatikum
              1. Koma intoksikasi obat & alkohol
              2. Trauma kepala
                ex: kontusio cerebri , komosio cerebri, epidural hematom, subdural hematom
              3. Tumor Otak
              4. Koma akibat gangguan metabolisme
                ex: Uremia, koma hipoglikemia, koma hiperglikemia
              5. Epilepsi
              Prognosis Koma hepatikum
              • Koma hepatik portosistemik sekunder --> bila faktor pencetus hilang --> pasien akan sadar.
              • Koma hepatik primer--> lebih buruk --> kemungkinan 20% sadar.
              Penatalaksanaan
              • Perhatikan apakah Primer atau Sekunder
              • Primer--> akibat kerusakan parenkim hati yang berat tanpa adany faktor pencetus
                Sekunder --> dipicu oleh faktor pencetus.
              • Upaya yang dilakukan:
                - Obati penyakit dasar hati
                - Identifikasi dan hilangkan faktor pencetus
                - Cegah pembentukan influks toksin nitrogen ke jaringan otak, dgn cara:
                   *Kurangi asupan makanan berprotein
                   *Bersihkan saluran cerna bagian bawah
                   *Gunakan laktulosa dan antibiotik
                - Upaya suportif --> berikan kalori yang cukup dan atasi komplikasi.
                - Perhatikan keseimbangan cairan & elektrolit,oksigenasi jaringan, dll

              Sumber : Cat. Kuliah 'Koma Hepatik' oleh Dr. M. Tamtoro Harmono, SpPD-KGEH
                              SMF Ilmu Penyakit Dalam, RSUD Dr. Moewardi / FK UNS



              Postingan sebelumny d Sini

              Pengkajian DHF Grade 3

              bismillah.  DPJP : dr Taufik SpA.  An daffa putra/ 7,5 tahun / 15 kg / umum  Pasien datang dg keluhan panas sejak 5 hari yg lalu. Panas har...