Thursday

Mineral yg dibutuhkan Tubuh

Mineral untuk Kebutuhan Tubuh

Dalam jumlah kecil beberapa mineral dibutuhkan tubuh u/ menjaga agar tubuh berfungsi secara Normal. Diantarany berfungsi sbg Co-enzim dan Anti-Oksidan.

Kalsium (Ca)
fungsi Utama adalah dalam proses pembentukan tulang & gigi. Kalsium juga berperan dlm tekanan darah & sistem hormonal. Kalsium meningkatkan kemampuan konsentrasi selama hari-hari Pramenstruasi, saat perubahan hormonal dpt mempenaruhi suasana emosi.
Kebutuhan Kalsium meningkat pada fase pertumbuhan, u/ membangun sistem tulang yg kuat. Juga masa Menopause, u/ mempertahankan kekuatan tulang & mencegah risiko Osteoporosis.

Sumber dari makanan : Susu & produk olahanny (keju, yogurt); brokoli, & mustard hijau.
Kegunaan : Membantu pembentukan gigi & tulang, pembekuan darah pada luka, & mempertahankan kesehatan fungsi syaraf & otot. Dosis RDA 1.000mg/hari.

Seng (Zn)
Seng adalah trace mineral yg berperan sbg Co-factor untuk berbagai enzim penting di dalam tubuh yg berkaitan dg sistem kekebalan, pemeliharaan mata, indra rasa dan penciuman, usaha menghambat virus, mengurangi resiko terjadi Kanker, menjaga sintesa protein & pertumbuhan sel, mempertahankan elastisitas jaringan, mempercepat proses penyembuhan.

Defisiensi Zn mengakibatkan rusaknya fungsi indra & muncul gejala mudahnya kena infeksi, menurunny kesehatan, berkurangny kepekaan thd rasa dan bau, serta penyakit kulit sperti jerawat. Walaupun kekurangan asupan Zn sangat jarang terjadi, tetapi pd usia lanjut / stress, penyerapan Zn oleh tubuh akan terganggu.

Sumber dari makanan : Kerang, tiram, ikan , daging merah, kacang-kacangan, biji-bijian, & gandum.
Kegunaan : Dosis RDA 15 mg/ hari. Sebagai Anti-Oksidan u/ meningkatkan imunitas dosis 25 mg/ hari.


Potassium/ Kalium (K)
Bersama dg Natrium, Kalium adalah mineral utama yg dibutuhkan dalam kegiatan metabolisme tubuh. Kalium berfungsi menjaga tekanan Osmotik cairan dalam sel, menjaga keseimbangan air tubuh, mengatur fungsi normal jantung, sbg katalis karbohidrat, mengantar pesan syaraf ke otot, menurunkan tekanan darah, mengirim Oksigen ke Otak, & membantu aktivasi reaksi Enzim.

Defisiensi Kalium dapat menyebabkan stress fisik & mental, Edema, serta hipoglikemia, meskipun kalium biasanya bisa cukup diperoleh dari makanan.

Sumber dari makanan : Jeruk, semangka, tomat, sayur berdaun hijau, pisang, kentang, kacang polong, susu, & daging.
Kegunaan : Untuk mempertahankan keseimbangan garam dan air dalam tubuh, & kesehatan fungsi syaraf dan Otot. Dosis RDA 800 mg/ hari.


Bersambung..............



Sumber: Buku --Seluk Beluk-- Food Supplement

Monday

Happy Ied Fitri 1431H

Hari raya Idul Fitri..

adalah permulaan kita menatap bulan-bulan berikutnya lebih baik
menyongsong hari-hari kedepan dg lebih bersemangat
Untuk masa depan yg CERAH.. lebih CERAH & lebih BERWARNA..

Happy Ied 1431H kawan-kawan..
smg Tuhan membimbing langkah kita kedepan dlm kemantaban & keberkahan. Amiin.

Mubarok artiny 'Diberkati Allah'

Thursday

Hiperbilirubinemia pada Bayi

Hiperbilirubinemia

Hiperbilirubinemia terjadi pada 60-70% dari kelahiran term & hampir semua bayi prematur.
Bilirubin terdapat pd berbagai bentuk :
  1. Di darah
    Sebagian besar di ikat o/ Albumin serum. Bilirubin tak terkonjugasi bebas dpt memasuki sistem syaraf pusat dan bersifat toksik bg sel-sel syaraf.
  2. Di sel Hati
    Bilirubin tak terkonjugasi berikatan dg ligandin, Z protein.
Bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air shg di ikat o/Albumin serum dan dikirim ke Hepar.
Bilirubin terkonjugasi dapat larut dalam air dan dapat diekskresikan melalui urin dan usus.

Hiperbilirubinemia tjd pada neonatus sbg bilirubin tak terkonjugasi maupun terkonjugasi.
  • A. Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi (Indirect)
    1. Klasifikasi

      • Jaundice fisiologis
        Peningkatan fisiologis dari bilirubin indirect serum, tjd pd hari ke-2 / ke-3 setelah lahir & membaik scr spontan.
        Konsentrasi bilirubin pd jaundice fisiologis :

        • Bayi full-term rata-rata puncak 5-6 mg/dl pd hari ke 3-4  (bayi Asia)
        • Neonatus preterm : konsentrasi puncak 10-12 mg/dl
      • Anemia Hemolitik
        *Defek Eritrosit ex: Defisiensi piruvat kinase, defisiensi G6PD (Glucose 6 Phosphodiesterase), Talasemia.
        *Anemia Hemolitik didapat ex: Ketidaksesuaian Rhesus Ibu & janin, Infeksi, penggunaan Obat-obatan
      • Polisitemia
      • Ekstravasasi darah
      • Defek konjugasi
      • Jaundice ASI (onset lanjut)
      • Gangguan Metabolik
        Galaktosemia, hipertiroidisme, diabetes ibu.
    2. Morbiditas

      • Bilirubin ensefalopati
        • Fase akut : letargi, hipotonia, respon menyusu lemah. Apabila tidak diterapi bayi menjadi hipertonik, demam dan terus-menerus menangis.
        • Fase kronik : bayi yg bertahan hidup selalu berlanjut ke fase kronik, kehilangan pendengaran dan retardasi mental.
      • Kernikterus
        * Neuron menjadi berwarna dan nekrosis
        * Pada status non hemolitik, kadar di atas 25 mg/dl dipertimbangkan sebagai pasien dlm resiko.
    3. Manifestasi Klinik

      • Riwayat keluarg : jaundice, anemia, splenektomi
      • Riwayat Ibu : Diabetes ibu / infeksi
      • Riwayat bayi : pemberian ASI yg buruk, penyumbatan GastroIntestinal Tractus, pengeluaran mekonium yg terlambat.
      • Penggunaan oksitosin, sulfonamid, anti-malaria, & nitrofurantoin dpt memacu hemolisis pada bayi dg defisiensi G6PD.
    4. Tanda & Gejala
      • Jaundice tampak pertama kali di wajah / hidung. Kemudian akan turun ke badan & ekstremitas jika kadar bilirubin dlm serum meningkat.
      • Pemeriksaan fisik:
        *Cephalhematoma, petekie atau ekimosis
        *Hepatosplenomegali : hemolitik/ peny. hati/ infeksi
        *Prematuritas, IUGR, pasca maturitas
        *Omphalitis, Chorioretinitis, mikrosefali : Infeksi
        Omphalitis: peradangan umbilicus.   Chorioretinitis:Radang choroid & retina.
      • Pemeriksaan neurologis : tidak mau diberi makan, letargi
    5. Diagnosis
      • TSB (Total Serum Bilirubin) >/ sama dengan 13 mg/dl memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
      • Bilirubin Indirect = TSB - (dikurangi) Bilirubin Direct
      • Diperiksa kadar serum albumin
      • Polisitemia : hematokrit > 65%
      • Apabila jaundice > 2 minggu maka diperiksa hormon tiroid, LFT, urine, & kultur darah.
      • Pemeriksaan Radiologis : Obstruksi usus.
      • Hb/Hct menurun terkait dg peningkatan hitung retikulosit & sel darah merah berinti => anemia hemolitik
    6. Pengelolaan
      *Fototerapi
      *Transfusi albumin
      *Transfusi tukar
      *Terapi farmakologis
  • B. Hiperbilirubinemia terkonjugasi (Direct)

    1. Definisi
      Hiperbilirubinemia terkonjugasi merupakan tanda adany Disfungsi Hepatobilier.
    2. Klasifikasi

      • Penyakit Biliaris Ekstrahepatik
      • Penyakit Biliaris Intrahepatik
      • Penyakit Hepatoseluler
    3. Manifestasi Klinik
    4. Diagnosis
      *Pemeriksaan laboratorium
      *Radiologis
      *Biopsi & Eksploratory laparotomy
    5. Pengelolaan
      *Medikasi
      *Diet
      *Pembedahan

Sunday

Seputar Perinatologi

Perinatologi : Ilmu yg mempelajari ttg kehidupan fetus dari 28 minggu (7 bulan) dlm Kandungan hingga bayi berusia 7 Hari post partum.
Periode Neonatal :
  • Dini : baru lahir hingga 7 hari post partum
  • Lanjut : 8 Hari post partum hingga 28 Hari post partum
Stillbirth : lahir tanpa tanda kehidupan. ex: tidak bernapas, tanpa gerakan, denyut jantung (-)

Adaptasi EkstraUterin
  1. Adaptasi Respirasi

    • Selama masa fetus

      • Setelah 24 Minggu kehamilan, sel alveolus mulai memproduksi Surfactan (lipoprotein). Selanjutnya surfactan akan melapisi dinding alveolus shg menimbulkan tegangan permukaan
      • Tanpa surfactan, paru-paru mjd tidak stabil shg dapat kolaps
      • Faktor yang mempengaruhi pembentukan surfactan :
        a. Hipoksia : menyebabkan penurunan pembentukan surfactan
        b. Stress IntraUterin :  (idem sama yg diatas)
        c. Steroid : meningkatkan pembentukan surfactan, ini diberikan pada ibu dengan bayi preterm (BUKAN diberikan pada bayinya). Dapat juga ditambah beberapa mg albumin.

    • Setelah dilahirkan

      • Ketika bayi baru lahir terjadi Aerasi dari paru-paru. Aerasi bukanlah kemampuan sebuah organ kosong yg kolaps, melainkan proses penggantian cairan intraalveolar dg udara.
      • Pergantian cairan dg udara pada paru-paru tjd pada:
        A. lahir pervaginam : selama dilahirkan melewati vagina, thorax bayi tertekan. Akibatnya beberapa cairan yg mengisi paru-paru ikut terperas keluar & akan digantikan udara yg masuk ke dalam paru-paru.
        B. lahir SC (Sectio Caesaria) : tidak ada penekanan dinding thorax. Masih banyak berbagai teori u/ menjelaskan pergantian cairan paru dg udara. antara lain : klem pd umbilikus, perbedaan tekanan intrauterin dan ekstrauterin.
      • Setelah bernapas u/ pertama kaliny, beberapa cairan masih tertinggal di paru.(akan di resorbsi o/ janin)
      • Saat bayi menangis/ bersin maka akan mengeluarkan cairan. Pergantian fungsi pernapasan o/ plasenta di gantikan paru-paru.

  2. Adaptasi Sirkulasi

    • Selama neonatal
      *Penutupan Foramen Ovale menjadi
      PERMANEN setelah beusia 3 Bulan.
      (Foramen Ovale ada ketika masih dlm kandungan)
      *Jika bayi lahir tidak menangis maka paru-paru tidak mengembang. ( biasany menyebabkan kelainan jantung congenital/ bawaan).

      Tambahan:
      Foramen Ovale adlh Lubang yg menghubungkan Atrium dextra dan Atrium sinistra, salah satu fungsiny U/ mengimbangi tekanan di atrium dextra yg terlalu tinggi (dlm kandungan). Setelah lahir, tekanan d Atrium mulai menurun & harus diimbangi dg penutupan foramen ovale yg dsebut Fossa Ovalis

      Ductus Arteriosus Botalli
      Saluran yg menghubungkan Aorta dg Arteri pulmonalis sinistra. Setelah lahir tjd proses penutupan ductus ini, menjadi Ligamentum Arteriosum Botalli. U/ mengefektifkan pemompaan darah (o/ Ventrikel sinister) ke seluruh tubuh. 

      Ductus Venosus Arantii Adlh Vena yg melewati Hepar & bergabung dg Vena Cava Inferior (ini pada janin). Vena ini membw darah yg kaya Oksigen dari plasenta ke vena cava inferior janin. Setelah lahir tjd proses penutupan, mjd Ligamentum Venosum Arantii.

      (Cocokkan keterangan diatas dg Gambar dibawah )


    Sirkulasi Darah Janin
  3. Adaptasi Hematologi
    * Bayi lahir dengan Hb 12 . Bayi  menderita Anemia. Berbeda dg orang dewasa yang digolongkan Hb 12 adlh Normal. Ini karena darah bayi baru lahir berbeda dgn orang dewasa.
    * Hb F (atau disebut Hb fetal ) mengikat Oksigen dalam konsentrasi rendah.
    * Semakin lama kadar Hb F semakin turun Kecuali pd anak penderita Thalassemia (Hb F tetap tinggi).
    * Status darah Bayi.

    • Hemoglobin Fetal
      *Saat lahir
      Hb F = antara 40-70%
      *Neonatal
      Hb F = antara 20-40%
      *Infant
      Hb F = antara 2-10%

    Posting sebelumnya tentang Abortus klik di sini.

    Sumber : Catatan kuliah dr. Sunyataningkamto, Sp.A
                   SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD dr. Moewardi / FK UNS











    Wednesday

    Cara Penilaian Keadaan Gizi

    PENILAIAN KEADAAN GIZI ANAK

    *Beberapa Cara Penilaian Keadaan Gizi*
    1. Klinik
    2. Antropometrik
    3. Laboratorik
    4. Analisa Diet
    1. Penilaian Klinik
    • Anamnesa
    • Pemeriksaan Fisik
    • Antropometrik 
    • Analisa Diet
    2. Penilaian Antropometrik
    • Pengukuran berbagai dimensi fisik pada berbagai usia.
    • Perlu dipertimbangkan : metode, standar, cut-off points dan klasifikasi

      1. Lingkar kepala

        • Dipengaruhi oleh Gizi sampai usia 36 bulan. ( 3 tahun )
        • Menggambarkan volume dalaman tengkorak
        • Diukur tepat diatas supra orbita pada bagian yang paling menonjol, melalui oksiput.
      2. Lingkar lengan atas (LLA)

        • Pada usia 1-5 tahun dapat menunjukkan Status Gizi
        • Dengan umur dan dibanding dg standar dinyatakan dg %
        • Umur tidak diketahui : LLA/TB
      3. Berat badan menurut tinggi badan

        • Lebih akurat
        • Mencerminkan proporsi tubuh
        • Dapat membedakan : wasting, stunting (pengerdilan) atau perawakan pendek.
        • Tidak perlu faktor umur
        • Dinyatakan sebagai persentase dari BB standar dg TB terukur.
      4. Berat badan

        • Parameter paling sederhana
        • Mudah dilakukan
        • Indeks nutrisi sesaat
        • Perlu data Antropometri yang lain 
      5. Tinggi badan 

        • Parameter sederhana
        • Mudah dilakukan / diulang
        • Dengan BB memberikan informasi yang bermakna
        • Perlu data umur, jenis kelamin dan standar
        • Dinyatakan dalam % (TB/U, BB/TB)
     3. Penilaian Laboratorik
    • Memastikan adanya defisiensi nutrien
    • Dipilih sesuai tujuan
    • Pemeriksaan kadar nutrien mikro hanya atas indikasi.

    4. Analisa Diet
    • Sebagai pelengkap ketiga pemeriksaan yang lain
    • Yang dinilai kualitas dan kuantitas makanan : wawancara/ food model/pencatatan
    • Reabilitas sangat rendah dan susah/ tidak praktis

    Hasil Pemeriksaan / Penilaian
    • Dengan ke 4 cara penilaian diagnosis status nutrisi dapat lebih akurat.
    • Diklinik Indeks BB/TB terbaik dan lebih mencerminkan status gizi.
    • Sebaiknya dipakai standar nasional/ regional tetapi Indonesia blum punya
    • Standar yang digunakan sekarang CDC-2000
      (lebih lanjut tentang CDC-2000 klik di sini.)
    Selanjutnya, dengan penilaian status Gizi pada anak dapat digunakan u/ pengambilan keputusan apakah anak itu memerlukan intervensi nutrisi segera/intensif serta pemantauan hasil intervensi tsb.


    Sumber : Catatan Kuliah  Endang D.L, dr. Sp.A(K). MPH
                    SMF Ilmu Kesehatan Anak. RSUD Dr. Moewardi / FK UNS

    Posting sebelumnya di Sini

    Review Eperison drug

    bismillah. Eperison Hcl Katergori - Muscle Relaxant Eperison bekerja dg cara melemaskan otot rangka, mengurangi kekuatan kontraksi otot,  d...