Untuk mengatasi perdarahan ini telah dicoba banyak cara, antara lain Operasi pirau (?). Perdarahan ini diatasi dulu secara medik dan pemasangan balon Blakemore (??) dg mengganti cairan dan darah yg hilang sesuai prosedur. Bila ini tidak berhasil menghentikan perdarahan, dianjurkan tindak-bedah.
2 bentuk tindak-bedah yg dapat dilakukan dlm penatalaksanaan hipertensi portal & segala komplikasiny.
- Eksisi daerah perdarahan, misalny Oesophago-Cardiectomy atau Transeksi dari esofagus dg memakai kancing Boerema (?) atau alat2 lain. Disini jelas indikasiny adalah perdarahan yg tidak dpt ditanggulangi secara Non-Operatif. Bila keadaan penderita memungkinkan, sebaikny ini diikuti dg kompresi varisesny u/ mencegah kekambuhan perdarahan
- Operasi pirau porta-sistemik, yaitu mengurangi tekanan sistem portal dg membuat suatu porta systemic venous shunt (?).
*Searching Google, untuk tau lebih lengkap tentang yg ber(?)
atau klo tahu, tolong posting dikomentar.. (jazakallah khairan)
- Obstruksi pada vena porta biasany disebabkan oleh :Trombosis kongenital pd anak dapat menyebabkan perdarahan berat dari varises esofagus dan dapat berulangkali. Keadaan kardiovaskuler yg cukup baik pd anak & umur remaja akan dpt mengatasi perdarahan ini.
- Trombosis dan Neoplasma
Hipertensi portal yg disebabkan oleh karena menutupny vena lienalis ( yg disebabkan o/ peradangan pankreas tanpa pengobatan) dpt disembuhkan dg hanya splenektomi, karena dlm hal ini hipertensi portal hanya melibatkan limpa, vena lambung, dan pleksus dari vena yg ada d bawah lapisan mukosa esofagus.
Beberapa penyakit kongenital (fibrosis, atresia, kista) & penyakit Schistosomiasis, mengakibatkan hambatan aliran dari vena porta/ mengalihkan aliran darah arteria hepatika ke vena porta pd tempat mereka masuk ke sinusoid. Karena penyakit ini mengakibatkan hambatan hemodinamika tanpa merusak fungsi (hepatocellular) sel-sel hepar, maka diusahakan u/ membedakanny dgn hambatan praparenkimal. Tapi biarpun fungsi sel hepar normal, bila dilakukan pengalihan aliran portal secara total akan mengakibatkan suatu ensefalopati yang sukar diterangkan. Berbeda dengan sirosis yang mengakibatkan hambatan parenkimal yg disertai gangguan fungsi sel-sel hepar, biarpun tanpa operasi pirau tidak jarang terjadi ensefalopati, tapi memang kemungkinan terjadinya komplikasi ensefalopati bertambah sesudah operasi pirau.
Meskipun operasi pirau belum sempurna dlm penanggulangan varises esofagus, tapi cara ini paling obyektif dlm pendekatannya. Hal ini telah diakui oleh para ahli (R.A. Malt, 1976), khusus untuk penderita dg sirosis alkoholik dan sirosis pasca nekrotik.
Mohon dicek disumberny lagi.
Sumber : Buku "Kumpulan Kuliah ILMU BEDAH", Staf Pengajar FK UI hal 271-273.
No comments:
Post a Comment