Wednesday

Penyakit Obstruksi pada Bayi dan Anak

Penyakit Obstruksi pada Bayi dan Anak

Obstruksi adalah gangguan pasase pada saluran berongga baik total maupun parsial (sebagian).
Tanda-tanda Obstruksi :
  • Kembung
  • Konstipasi/ Obstipasi
  • Muntah/ mual
  • Abdominal sign ( Darm countur, darm steifung, metalik sound )
  • Sakit perut
Pembagian Obstruksi :
  1. Fungsional

    • Hirschsprungs Disease ( Megacolon Congenital )
    • Necrotizing enterocolitis
    • Prematuritas
    • Infeksi
    • Gangguan metabolisme

  2. Mekanik

    • Pada dinding ( stenosis philorik hipertropi )
    • Ekstra lumen ( Volvulus, Band, Hernia inkarserata, Malrotasi, Atresia )
    • Intralumen ( mekoneum ileus, bolus askaris, Mekonium Plug )

    Obstruksi berdasarkan letaknya ada 3 macam :

    1. Obstruksi letak tinggi ( Foregut )
      yaitu Sumbatan saluran cerna sampai duodenum parts dua
      Klinis distensi perut sangat miimal, terbatas di epigastrium atau tidak ada. Banyak cairan yg dimuntahkan.
    2. Obstruksi tengah ( Midgut )
      yaitu Sumbatan dipertengahan duodenum (parts dua) sampai pertengahan kolon tranversum.
      Distensi abdomen menyeluruh, terlihat countur usus.
      Muntah tidak sehebat obstruksi tinggi, volome sedikit
    3. Obstruksi rendah ( Hindgut )
      Sumbatan mulai pertengahan colon transversum sampai distal.
      Tanda-tanda distensi abdomen hebat disertai muntah.

    Permasalahan pada pasien dengan Obstruksi :

    1. Dehidrasi
    2. Syok hipovolemik
    3. Asidosis  Respiratorik
    4. Asidosis Metabolik
    5. Strangulasi
    6. Perforasi
    7. Peritonitis
    8. Sepsis
    9. DIC ( Disseminated Intravascular Coagulation )

    Beberapa penyakit Obstruksi pada Bayi dan Anak yg sering dijumpai :

    1. Hernia Inguinalis Inkarserasi Strangulasi
    2. Stenosis Pilorik Hipertrofik
    3. Atresia dan Stenosis Duodenum, Jejunum, dan Ileum
    4. Mekoneum Ileus


    Sumber : Catatan Kuliah dr. Nunik Sp.BA  RSUD dr. Moewardi/ FK UNS


    Postingan Perbedaan antara Limfoma Hodgkin dan Non-Hodgkin klik di sini














    Thursday

    Toksik Epidermal Nekrolisis (TEN)

    Toksik Epidermal Nekrolisis (TEN)

    • merupakan bentuk yang LEBIH berat dari Steven Johnson Syndrome (SJS)
    • Sindrom klinik dgn gambaran mirip Combusio (luka bakar), pengelupasan epidermis bisa seluruh tubuh (>30% BSA (Body Surface Area), pada SJS: <10% BSA) dan bersifat akut, sering fatal.
    • Penyebab : non infeksi, biasanya oleh karena Alergi Obat Sistemik (80%)
      Obat-obat penyebab :
      Terutama :

      • Derivat Sulfa
      • Antikonvulsan ( pengobatan u/ kejang )
      • NSAID ( Non Steroidal Anti-Inflammatory Drug )

      yang lainny :

      • Pirazolon
      • Salisilat
      • Allopurinol
      • Penisilin
      • Tetrasiklin
      • Fenil Butazon
      • Barbiturat
    • Insidensi : Dapat terjadi pada semua usia.

      Diagnosis didapat dari :

      1. Anamnesa
      2. Gejala klinik
      3. Pemeriksaan laboratorik:
        * Laju Endap Darah (LED) >>, leukositosis, anemia
        * hipoalbumin, hipoprotein
        * CD4 T cell <<, NK cell <<

      Gambaran Akut:

      1. merupakan penyakit yang berat, menyebabkan kematian karena gangguan keseimbangan elektrolit atau sepsis.
      2. Lesi kulit, mulai leher, muka dan menjalar keseluruh tubuh berupa eritem ,bula,pengelupasan kulit, nikolsky sign (+) (jika kulit ditekan dan digeser kulit akan terkelupas, krna terjadi Epidermolisis : Epidermis terlepas dari dasarnya secara menyeluruh )
      3. Epidermolisis muda dilihat pada tempat yg sering terkena tekanan spt Punggung atau Pantat.
      4. Tampak sakit, kesadaran menurun => koma
      5. Konjungtivitis, rhinorrhoe, stomatitis (sariawan), dan perdarahan.

      Prognosis : Tergantung Luas Kulit yang Terkena.

      Komplikasi yang ditimbulkan :

      • Pada ginjal berupa nekrosis tubular akut akibat ketidakseimbangan cairan dan glomerulonefritis.
      • kerusakan pada bola mata => buta karena gangguan lakrimasi
      • Oesofagitis
      • Bronchopneumonia 23%
      • Gangguan elektrolit karena kerusakan hebat.
      • Skar => kontraktur, alopesia, anonychia


      DD (Differensial Diagnosis)

      1. SSSS ( Staphylococcal-Scalded-Skin-Syndrome)
        * Penyebab : Toksinemia dari Staphylococcus Epidermolysis
        * biasanya mengenai anak-anak dan lesi pada mukosa (-)
        * letak celah di stratum granulosum, sedang TEN di subepidermal
      2. Steven Johnson Syndrome (SJS)
      3. Pemvigus Vulgaris

      Pengobatan:

      • Kortikosteroid  dosis tinggi, antibiotik untuk infeksi sekunder
      • Keseimbangan Elektrolit
      • Terapi suportif
      • Anti Biotik => dengan potensi alergenik rendah => contoh : Eritromycin
        Hindari potensi Alergenik tinggi => Penisilin, Sulfa, Tetrasiklin
      • ACTH (Adrenocorticotropic Hormone) per minggu 1 mg (mencegah penekanan korteks ginjal akibat kortikosteroid dosis tinggi)
      • Sulfadiazine perak (perak sebagai astringen dan mencegah/mengobati infeksi kuman gram negatif, gram positif, Candida.


       Sumber : Catatan Kuliah GAWAT DARURAT KULIT, Prof. Harijono KS, Sp.KK
                       SMF Kulit & Kelamin, RSUD dr. Moewardi/ FK UNS

      Postingan lain seputar Jerawat yang bikin Gemesss.. ada di sini


      Wednesday

      SECTIO CAESAREA (SC)

      SECTIO CAESAREA (SC)

      Sectio Caesarea

      Definisi: Tindakan pembedahan u/ melahirkan bayi dgn berat > 500 gr, dgn membuka dinding perut dan dinding uterus.
      Note: walau SC merupakan cara aman, namun dgn SC kita memberi luka d uterus, shg untuk kehamilan berikutnya perlu pengawasan kehamilan dgn bahaya rupture uteri.

      Indikasi:
      Ibu :
      • Disproporsi Kepala Panggul (DKP) / Cephalopelvic Disproportion (CPD).
      • Disfungsi uterus
      • Distosia jaringan lemak
      • Plasenta previa
      • PreEklamsia / Eklamsia
      Anak:
      • Janin besar (>4000 gr) => dapat terjadi distosia bahu
        distosia bahu : tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan, setelah kepala janin dilahirkan.
      • Gawat janin  => fetal distress k/ sirkulasi uretroplasental terganggu => asfiksia
      • Letak Lintang
      Komplikasi
      1. Perdarahan 
        * Banyak pembuluh darah yang terputus & terbuka
        * Atonia Uteri
        * Perdarahan pada plasental bed
      2. Luka / trauma kandung kemih
      3. Kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan berikutny
      4. Infeksi puerpural
      Edukasi pasca SC
      1. Dianjurkan tidak hamil sebelum +/- 2 tahun => memakai kontrasepsi
      2. Hamil berikutnya hendaknya ANC (Antenatal Care) dengan baik
      3. Dianjurkan bersalin di RS besar
      4. Indonesia menganut "Once a caesarean, not always a caesarean", KECUALI  panggul sempit atau Disproporsi Kepala Panggul (DKP)
       Sumber: Catatan Kuliah dr. Eriana Melinawati Sp. OG (K), SMF Kebidanan & Kandungan. RSUD dr. Moewardi / FK UNS

      Postingan lain tentang Bising jantung di sini.

      Review Eperison drug

      bismillah. Eperison Hcl Katergori - Muscle Relaxant Eperison bekerja dg cara melemaskan otot rangka, mengurangi kekuatan kontraksi otot,  d...