Syarat memperoleh Beasiswa PPDS-BK Depkes
Syarat Beasiswa PPDS-BK
Monday
Sunday
Gigi dan Mulut
Foto Panoramic
Interpretasi Foto Panoramic (X-Ray / Rontgen)
1.Caries dentis
(pembagiannya beragam) namun kita lihat gambaran foto rontgennya
Karies pada dentis M3 (gigi tidur) dan M2 disebabkan karena terdapat celah antara kedua gigi yang memungkinkan makanan masuk di sela gigi. Pada caries dentis dengan "kedalaman" tertentu dapat menyebabkan ngilu/ sakit gigi. Sehingga harus ditutup.
* saran : gosok gigi setelah makan
Panah merah : Caries dentis
Panah hitam : Tumpatan (orang sering mengatakan sbg tambalan)
2. Impaksi
Gigi yang tidak muncul kepermukaan (tertanam) dengan berbagai sebab, diantaranya lebih banyak jumlah gigi dari pada ruang untuk gigi.
Impaksi bisa mengganggu namun bisa juga tidak. Jika mengganggu maka indikasi gigi untuk dicabut (exodontia).
Mengganggu seperti menyebabkan migrain (sakit kepala sebelah), infeksi fokal.
Sisa akar gigi juga merupakan indikasi untuk diambil agar tidak menimbulkan keluhan di kemudian hari seperti : kista
Pada gambaran berikut ini pasien dengan gangguan sakit gigi disertai manifestasi lanjut yakni pada pipi bagian luar terdapat luka disertai nanah (pus). Tanda panah hitam adalah jaringan (granuloma) yang 'mungkin' dapat menyebabkan sakit dikemudian hari, sehingga perlu dibersihkan pula.
Setelah gigi / sisa akar gigi dicabut hendaknya diganti dengan gigi tiruan untuk menempati ruang kosong tersebut. Karena pada Prinsipnya : " Gigi mencari lawan gigitannya (gigi atas ataupun bawah), jika tidak ada, terutama untuk gigi atas bisa turun/ keluar dari tulang alveolarny seiring berjalan waktu, ataupun dapat merubah posisi gigi didekat ruang kosong tersebut. "
Teknik Anestesia
1. Anestesia lokal
Biasanya menggunakan Lidokain murni atau Lidokain Comb (with adrenalin ) 2 amp.
Menggunakan anestesia lokal jika tempat gigi mudah dijangkau. Pasien dalam keadaan sadar penuh/ Compos mentis. Teknik penyuntikannya dilakukan diantara mucobuccal fold mengarah ke tulang.
*referensi : drg. Karina Supanji
2. General Anestesia
Impaksi sulit dijangkau (kanan-kiri atas) sehingga tata laksana memerlukan General Anestesia
letak impaksi terlalu tinggi.
Bagian gigi sebelah kiri atas (impaksi besar) , akar gigi masuk hingga sinus maksilaris. Pada pasien ini mengeluh keluar cairan dari hidung sejak 8 bulan yang lalu disertai bau.
Tatalaksana pasien ini dilakukan dr. Bedah mulut, THT dan Anestesia.
Macam Pemeriksaan
1. Lab : yakni nilai Hb, Leukosit sebaiknya dalam batas normal. Nilai PT/ APTT juga sebaiknya dalam batas normal
2. Tensi sebaiknya dalam batas normal 120/80. Jika memiliki riwayat hipertensi, sebaiknya dikonsulkan dulu atau mendapat terapi dari bagian penyakit dalam.
Interpretasi Foto Panoramic (X-Ray / Rontgen)
1.Caries dentis
(pembagiannya beragam) namun kita lihat gambaran foto rontgennya
Caries dentis - "Classical problem" |
* saran : gosok gigi setelah makan
Caries dan tumpatan |
Panah hitam : Tumpatan (orang sering mengatakan sbg tambalan)
2. Impaksi
Gigi yang tidak muncul kepermukaan (tertanam) dengan berbagai sebab, diantaranya lebih banyak jumlah gigi dari pada ruang untuk gigi.
Impaksi bisa mengganggu namun bisa juga tidak. Jika mengganggu maka indikasi gigi untuk dicabut (exodontia).
Mengganggu seperti menyebabkan migrain (sakit kepala sebelah), infeksi fokal.
Gigi impaksi dan tersisa akar gigi ( panah hitam ) *maaf kurang jelas |
Pada gambaran berikut ini pasien dengan gangguan sakit gigi disertai manifestasi lanjut yakni pada pipi bagian luar terdapat luka disertai nanah (pus). Tanda panah hitam adalah jaringan (granuloma) yang 'mungkin' dapat menyebabkan sakit dikemudian hari, sehingga perlu dibersihkan pula.
Sisa akar Gigi |
Setelah gigi / sisa akar gigi dicabut hendaknya diganti dengan gigi tiruan untuk menempati ruang kosong tersebut. Karena pada Prinsipnya : " Gigi mencari lawan gigitannya (gigi atas ataupun bawah), jika tidak ada, terutama untuk gigi atas bisa turun/ keluar dari tulang alveolarny seiring berjalan waktu, ataupun dapat merubah posisi gigi didekat ruang kosong tersebut. "
Gigi atas turun karena tak ada lawan gigitan (*gigi bawah) |
Gigi (caries) doyong ke ruang kosong didekatnya (posisi gigi berubah) |
Teknik Anestesia
1. Anestesia lokal
Biasanya menggunakan Lidokain murni atau Lidokain Comb (with adrenalin ) 2 amp.
Lidokain murni |
Lidokain Comb (with Adrenalin) |
*referensi : drg. Karina Supanji
2. General Anestesia
Caries dan Impaksi |
letak impaksi terlalu tinggi.
Bagian gigi sebelah kiri atas (impaksi besar) , akar gigi masuk hingga sinus maksilaris. Pada pasien ini mengeluh keluar cairan dari hidung sejak 8 bulan yang lalu disertai bau.
Tatalaksana pasien ini dilakukan dr. Bedah mulut, THT dan Anestesia.
Macam Pemeriksaan
1. Lab : yakni nilai Hb, Leukosit sebaiknya dalam batas normal. Nilai PT/ APTT juga sebaiknya dalam batas normal
2. Tensi sebaiknya dalam batas normal 120/80. Jika memiliki riwayat hipertensi, sebaiknya dikonsulkan dulu atau mendapat terapi dari bagian penyakit dalam.
Wednesday
Agen Anestesia dan obat lainnya
Agen Anestesia dan obat lainnya
Fentanyl
(Fentanyl dihydrogenum citrate),
Beberapa zat turunan fentanyl : sufentanil, alfentanil, remifentanil.(katzung, 2002)
Merupakan agen anestesia I.V. dengan sifat induksi dan pemulihan lambat, termasuk analgesik kuat
Antidotum : Nalokson.
Efek samping : kekakuan otot.
penggunaan untuk induksi dan maintenance anestesia
Propofol (Diprivan)
merupakan derivat isopropilfenol, digunakan untuk induksi dan maintenence anestesia umum (General Anestesia). Setelah injeksi I.V. , propofol dengan cepat dihantarkan ke jaringan otak, jantung, hati, dan ginjal, kemudian berlanjut pada otot, kulit, tulang, lemak. Dalam hepar, propofol diubah dalam bentuk metabolit inaktif yang kemudian diekskresikan melalui urin.
Propofol dilaporkan memiliki kerja antiemetik. Propofol juga menimbulkan penurunan tekanan darah sistemik yang kuat selama induksi, terutama melalui penurunan tahanan perifer (katzung, 2002).
Efek samping: agak serius, antara lain : sesak napas (apneu), depresi sistem cardiovaskuler (hipotensi, bradikardia), eksitasi ringan dan tromboflebitis. Setelah compos mentis, dapat timbul mual, muntah dan nyeri kepala.
Dosis : I.V./ infus 2-12 mg/kgBB.
Midazolam (Miloz / Dormicum)
Mula kerjanya cepat, yakni 30 menit dan brtahan hingga 5-7 jam.
Induksi dan pemulihan lambat, untuk anestesia berimbang dan sedasi; kardiovaskuler stabil; amnesia akut.
Antidotum : Flumazenil
Dosis : obat tidur 7,5-15 mg (maleat) a.n.; premedikasi anestesia lokal oral 25 mg 45 menit sebelumnya, i.m. 5 mg (klorida)
Furosemide (Lasix)
Diuretik yang bekerja cepat, dalam waktu 2-10 menit setelah pembertian I.V. 0,5-2 mg/kgBB.
Bermanfaat untuk payah jantung kongestif dan edema paru akut.
Pada edema cerebri pasca trauma yakni untuk menurunkan Tekanan Intra Kranial (T.I.K), dan menyebabkan berkurangnya cairan cerebrospinal (LCS).
Furosemid >< efek ADH.
(sumber: buku anestesiologi dan reanimasi modul dasar untuk pendidikan S1 kedokteran hal:167)
Lidokain
Drug of choice untuk aritmia ventrikuler yang efeknya segera (cepat) dan masa kerjanya pendek (singkat).
Penyuntikan I.V. cepat (bolus) memberikan kadar puncak dalam 10 detik & berlangsung hingga 30 menit.
Dosis maintenance dalam tetes infus 15-50 microgram/kgBB/menit setelah dosis I.V. 1-1,5 mg/kg.
Attention!!
Gejala intoksikasi SSP tampak berupa penurunan kesadaran (somnolen), gangguan bicara hingga konvulsi.
Gejala pada sirkulasi berupa depresi miockard, penurunan curah jantung dan tekanan darah.
(sumber: buku anestesiologi dan reanimasi modul dasar untuk pendidikan S1 kedokteran hal:166)
Atropin
Obat parasimpatolitik yang menghambat pengaruh nervus vagus pada SA node (vagolytic).
Dapat meningkatkan denyut nadi pada pasien sinus bradikardia / blok atrio-ventrikuler derajat 1 dan 2.
Dosis dewasa : 0,5 mg I.V. dapat diulangi hingga 2 mg.
Attention!!
pada bayi dan anak mudah mengalami intoksikasi dan overdosis, yang ditandai dengan hipertermia.
Dosis pemberiannya 0,01 mg/kgBB.
(sumber: buku anestesiologi dan reanimasi modul dasar untuk pendidikan S1 kedokteran hal:167)
Dopamin
merupakan prekursor katekolamin, pada dosis 2-5 microgram/kgBB/menit bersifat inotropik menaikkan curah jantung disertai sedikit kenaikan tekanan darah dan denyut nadi.
Dopamin dipakai untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi pada syok septik, syok kardiogenik, dan pasca resusitasi jantung.
Besarnya dosis dititrasi dengan mengatur tetesan infus (dalam larutan dextrose 5%) agar tercapai tekanan darah dan produksi urin yang optimal.
Attention!
Dosis lebih tinggi (5-10 microgram /kgBB/menit) menyebabkan takikardia dan mungkin aritmia.
Jika lebih dari 10 microgram/kgBB/menit menyebabkan vasokonstriksi perifer.
Larutan alkalis menurunkan efektifitas dopamin.
(sumber: buku anestesiologi dan reanimasi modul dasar untuk pendidikan S1 kedokteran hal:165)
Dexamethasone
Glukokortikoid yang memiliki efek anti inflamasi dan anti edema yang sangat kuat.
Digunakan untuk mengurangi edema otak pasca trauma dan pasca resusitasi jantung paru (fase dini), untuk mengatasi edema larynx pasca intubasi.
Dosis : 0,2 mg/kgBB I.V. dapat diulang tiap 6 jam
penggunaan kurang dari 1 minggu jarang menyebabkan stress ulcer.
(sumber: buku anestesiologi dan reanimasi modul dasar untuk pendidikan S1 kedokteran hal:167)
Fentanyl
(Fentanyl dihydrogenum citrate),
Beberapa zat turunan fentanyl : sufentanil, alfentanil, remifentanil.(katzung, 2002)
Merupakan agen anestesia I.V. dengan sifat induksi dan pemulihan lambat, termasuk analgesik kuat
Antidotum : Nalokson.
Efek samping : kekakuan otot.
penggunaan untuk induksi dan maintenance anestesia
Fentanyl - Analgesi kuat |
Fentanyl - Opioid |
Propofol (Diprivan)
merupakan derivat isopropilfenol, digunakan untuk induksi dan maintenence anestesia umum (General Anestesia). Setelah injeksi I.V. , propofol dengan cepat dihantarkan ke jaringan otak, jantung, hati, dan ginjal, kemudian berlanjut pada otot, kulit, tulang, lemak. Dalam hepar, propofol diubah dalam bentuk metabolit inaktif yang kemudian diekskresikan melalui urin.
Propofol dilaporkan memiliki kerja antiemetik. Propofol juga menimbulkan penurunan tekanan darah sistemik yang kuat selama induksi, terutama melalui penurunan tahanan perifer (katzung, 2002).
Efek samping: agak serius, antara lain : sesak napas (apneu), depresi sistem cardiovaskuler (hipotensi, bradikardia), eksitasi ringan dan tromboflebitis. Setelah compos mentis, dapat timbul mual, muntah dan nyeri kepala.
Dosis : I.V./ infus 2-12 mg/kgBB.
Propofol - Obat mahal |
Mula kerjanya cepat, yakni 30 menit dan brtahan hingga 5-7 jam.
Induksi dan pemulihan lambat, untuk anestesia berimbang dan sedasi; kardiovaskuler stabil; amnesia akut.
Antidotum : Flumazenil
Dosis : obat tidur 7,5-15 mg (maleat) a.n.; premedikasi anestesia lokal oral 25 mg 45 menit sebelumnya, i.m. 5 mg (klorida)
Midazolam - Miloz |
Furosemide (Lasix)
Diuretik yang bekerja cepat, dalam waktu 2-10 menit setelah pembertian I.V. 0,5-2 mg/kgBB.
Bermanfaat untuk payah jantung kongestif dan edema paru akut.
Pada edema cerebri pasca trauma yakni untuk menurunkan Tekanan Intra Kranial (T.I.K), dan menyebabkan berkurangnya cairan cerebrospinal (LCS).
Furosemid >< efek ADH.
(sumber: buku anestesiologi dan reanimasi modul dasar untuk pendidikan S1 kedokteran hal:167)
Furosemide (Lasix) - Sediaan dalam 1 amp ..... mg ? |
Drug of choice untuk aritmia ventrikuler yang efeknya segera (cepat) dan masa kerjanya pendek (singkat).
Penyuntikan I.V. cepat (bolus) memberikan kadar puncak dalam 10 detik & berlangsung hingga 30 menit.
Dosis maintenance dalam tetes infus 15-50 microgram/kgBB/menit setelah dosis I.V. 1-1,5 mg/kg.
Attention!!
Gejala intoksikasi SSP tampak berupa penurunan kesadaran (somnolen), gangguan bicara hingga konvulsi.
Gejala pada sirkulasi berupa depresi miockard, penurunan curah jantung dan tekanan darah.
(sumber: buku anestesiologi dan reanimasi modul dasar untuk pendidikan S1 kedokteran hal:166)
Lidocain - 1 amp ... ml .... mg ? |
Obat parasimpatolitik yang menghambat pengaruh nervus vagus pada SA node (vagolytic).
Dapat meningkatkan denyut nadi pada pasien sinus bradikardia / blok atrio-ventrikuler derajat 1 dan 2.
Dosis dewasa : 0,5 mg I.V. dapat diulangi hingga 2 mg.
Attention!!
pada bayi dan anak mudah mengalami intoksikasi dan overdosis, yang ditandai dengan hipertermia.
Dosis pemberiannya 0,01 mg/kgBB.
(sumber: buku anestesiologi dan reanimasi modul dasar untuk pendidikan S1 kedokteran hal:167)
Atropin - 1amp ... ml.... mg ? |
merupakan prekursor katekolamin, pada dosis 2-5 microgram/kgBB/menit bersifat inotropik menaikkan curah jantung disertai sedikit kenaikan tekanan darah dan denyut nadi.
Dopamin dipakai untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi pada syok septik, syok kardiogenik, dan pasca resusitasi jantung.
Besarnya dosis dititrasi dengan mengatur tetesan infus (dalam larutan dextrose 5%) agar tercapai tekanan darah dan produksi urin yang optimal.
Attention!
Dosis lebih tinggi (5-10 microgram /kgBB/menit) menyebabkan takikardia dan mungkin aritmia.
Jika lebih dari 10 microgram/kgBB/menit menyebabkan vasokonstriksi perifer.
Larutan alkalis menurunkan efektifitas dopamin.
(sumber: buku anestesiologi dan reanimasi modul dasar untuk pendidikan S1 kedokteran hal:165)
Dopamin |
Glukokortikoid yang memiliki efek anti inflamasi dan anti edema yang sangat kuat.
Digunakan untuk mengurangi edema otak pasca trauma dan pasca resusitasi jantung paru (fase dini), untuk mengatasi edema larynx pasca intubasi.
Dosis : 0,2 mg/kgBB I.V. dapat diulang tiap 6 jam
penggunaan kurang dari 1 minggu jarang menyebabkan stress ulcer.
(sumber: buku anestesiologi dan reanimasi modul dasar untuk pendidikan S1 kedokteran hal:167)
Dexamethasone injection |
Sunday
Isosorbide Dinitrate
Terapi Angina Pectoris
Keadaan iskemik jantung pada angina pektoris dapat diberikan terapi dengan vasodilator koroner dan zat yang mengurangi kebutuhan jantung terhadap oksigen.( Beta-blocker dan antagonis kalsium ).
A. Vasodilator koroner , memperlebar arteri koronaria, memperlancar masuknya darah serta oksigen sehingga meringankan beban kerja jantung. Pada serangan akut , terapi utamanya (drug of choice ) adalah Nitrogliserin (sublingual ), dengan kerja cepat dan durasi singkat. Sebagai terapi interval untuk mengurangi frekwensi serangan, dapat digunakan nitrat long-acting (Isosorbide-nitrat) , antagonis kalsium (diltiazem, verapamil), dipiridamol.
B. Beta-blocker (penghemat konsumsi oksigen oleh jantung) yakni memperlambat pompa-kerja jantung (bradikardia, efek kronotrop negatif), sehingga mengurangi kebutuhan oksigen miocard. Digunakan pula pada terapi interval.
Isosorbide Dinitrate
*Isordil, Sorbidin, Cedocard
Derivat-nitrat siklis ini sama kerjanya dengan nitrogliserin, namun bersifat long-acting. Di dinding pembuluh darah, zat ini diubah menjadi NO (Nitogen-oksida) yang akan mengakifkan enzim guanilsiklase dan menyebabkan peningkatan kadar cGMP (cyclo-GuanilMonoPhosphat) di sel otot polos dan menimbulkan vasodilatasi. Secara sublingual , mula kerjanya dalam 3 menit dan bertahan hingga 2 jam, jika secara spay mula kerjanya dalam 1 menit dan bertahan hingga 1 jam, jika oral mula kerjanya masing-masing dalam 20 menit dan bertahan hingga 4 jam (tablet retard 8-10 jam)
Dosis: Pada serangan akut atau profilaksis, sublingual tablet 5 mg, bila perlu diulang sesudah beberapa menit. Dosis interval : oral 3 dd 20 mg d.c. (durante coenam/ pada waktu makan) atau tablet/kapsul retard maksimal 1-2 dd 80 mg. Spray 1,25-3,75 mg (1-3 seprotan/spray).
Sumber:
Obat-Obat penting. khasiat, penggunaan dan efek sampingnya (Drs. Tan Hoan Tjay, Drs. Kirana Rahardja) page: 600-1.
Keadaan iskemik jantung pada angina pektoris dapat diberikan terapi dengan vasodilator koroner dan zat yang mengurangi kebutuhan jantung terhadap oksigen.( Beta-blocker dan antagonis kalsium ).
A. Vasodilator koroner , memperlebar arteri koronaria, memperlancar masuknya darah serta oksigen sehingga meringankan beban kerja jantung. Pada serangan akut , terapi utamanya (drug of choice ) adalah Nitrogliserin (sublingual ), dengan kerja cepat dan durasi singkat. Sebagai terapi interval untuk mengurangi frekwensi serangan, dapat digunakan nitrat long-acting (Isosorbide-nitrat) , antagonis kalsium (diltiazem, verapamil), dipiridamol.
B. Beta-blocker (penghemat konsumsi oksigen oleh jantung) yakni memperlambat pompa-kerja jantung (bradikardia, efek kronotrop negatif), sehingga mengurangi kebutuhan oksigen miocard. Digunakan pula pada terapi interval.
Isosorbide Dinitrate
*Isordil, Sorbidin, Cedocard
Derivat-nitrat siklis ini sama kerjanya dengan nitrogliserin, namun bersifat long-acting. Di dinding pembuluh darah, zat ini diubah menjadi NO (Nitogen-oksida) yang akan mengakifkan enzim guanilsiklase dan menyebabkan peningkatan kadar cGMP (cyclo-GuanilMonoPhosphat) di sel otot polos dan menimbulkan vasodilatasi. Secara sublingual , mula kerjanya dalam 3 menit dan bertahan hingga 2 jam, jika secara spay mula kerjanya dalam 1 menit dan bertahan hingga 1 jam, jika oral mula kerjanya masing-masing dalam 20 menit dan bertahan hingga 4 jam (tablet retard 8-10 jam)
Dosis: Pada serangan akut atau profilaksis, sublingual tablet 5 mg, bila perlu diulang sesudah beberapa menit. Dosis interval : oral 3 dd 20 mg d.c. (durante coenam/ pada waktu makan) atau tablet/kapsul retard maksimal 1-2 dd 80 mg. Spray 1,25-3,75 mg (1-3 seprotan/spray).
Sumber:
Obat-Obat penting. khasiat, penggunaan dan efek sampingnya (Drs. Tan Hoan Tjay, Drs. Kirana Rahardja) page: 600-1.
Friday
Radiology
Special picture
Uremic Lung
Pulmonary edema in a young adult male secondary to uremia. Note the characteristic bilateral perihilar or partial bat-wing appearance of the alveolar filling process, which in this case is confined entirely to the mid lung zones. The heart is normal in size and there is no pleural fluid present.
Refferences :
1. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2632029
2. http://gamuts.isradiology.org/data/images/ID1920.htm
Uremic Lung
Pulmonary edema in a young adult male secondary to uremia. Note the characteristic bilateral perihilar or partial bat-wing appearance of the alveolar filling process, which in this case is confined entirely to the mid lung zones. The heart is normal in size and there is no pleural fluid present.
27 cases of uremia with abnormal appearances on the chest films were analysed. The results showed that the clinical features were cough, expectoration dyspnea and hemoptysis. However, the degree of these symptoms was relatively mild as judged from the amount of pulmonary edema found on the chest films. The chest X-ray finding in these group of patients were characterized by pulmonary blood stasis, interstitial edema of the lung and edematous alveoli. The pathogenesis of uremic lung was said to be related to blood urea nitrogen and creatinine retention and the concurrent presence of left side heart failure may also play a role. Hemodialysis and other comprehensive treatments could help the patients with uremic lung for relief the symptoms. But the fundamental managements to improve the prognosis for this disease are early treatment of the primary renal diseases, in order to prevent the occurrence of renal failure. Kidney transplantation should be advised.
1. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2632029
2. http://gamuts.isradiology.org/data/images/ID1920.htm
Thursday
Polip Colon
Colon in Loop/ DCBE (Double Contras Barium Enema)
Polip colon
Thanks to : Rosa Kristiansen :)
Radiologi
Foto Thorax dinyatakan Cukup Inspirasi, jika terlihat gambaran costa VI (6) anterior memotong 'kubah/dome' diafragma.
Pada foto AP (Anterior-Posterior) didapatkan gambaran jantung 'kesan' membesar (kurang valid untuk di evaluasi )
Dalam mengevaluasi foto thorax perhatikan :
- Jenis foto (AP / PA / dsb)
- Besar dan bentuk jantung
- Lapang Pulmo (Bandingkan kanan-kiri)
- Letak Trachea
- Sudut costophrenicus ( tajam/ tumpul)
- Bentuk Diafragma
- Sistema tulang (baik)
- Tampak Infiltrat (gambaran seperti kapas)
- Cavitas (seperti ruang )
- Konsolidasi (nampak lebih opaque/putih dari pada infiltrat)
- Air-fluid level ( gambaran mendatar di dasar/basal pulmo)
kombinasi udara dan cairan. - Corakan bronkovaskuler (meningkat/ tidak)
lebih dari dua-pertiga lapang paru menunjukkan peningkatan corakan - Pada penderita TB aktif, didapatkan 'gambaran' di apeks pulmo atau basal pulmo yang kaya oksigenasi.
- Tampak Nodul (bulatan2) yang dapat, memberi gambaran terdapat metastasis.
Pneumothorax (Emergency/ Kegawatan)
Pneumothorax |
(bandingkan dengan sisi kiri )
Efusi Pleura
Efusi pleura |
Sudut costophrenicus (tanda panah) kanan tertutup perselubungan
Foto Abdomen
Membedakan ileus paralitik dan ileus obstruktif
Foto Abdomen 3 Posisi
Ileus obstruktif :
Tampak 'hearing bone appearance', coil spring
Tampak air-fluid level *Tanda panah
Ileus Obstrutif -Air Fluid Level Sign |
Foto LLD (Left lateral decubitus)
Untuk melihat adakah perforasi usus, yang menyebabkan udara usus keluar dan mengumpul di atas hepar. *tanda panah
perforasi merupakan emergency medice / kegawatan
Left Lateral Decubitus |
CT-Scan Kepala
*Memahami letak secara Anatomis terlebih dahulu * Epidural , Subdural , Subarachnoid
- EDH (Epidural Hematom)
(Amati khas bentukan lesinya ) - SDH (Subdural Hematom)
- Sub Arachnoid Hematom
ditandai dengan kekeruhan LSC (Liquor Cerebro Spinal) sehingga menyebabkan kekeruhan sistema ventriculus lateralis, dll (tempat produksi LCS)Foto di ambil dari wikipedia
Wednesday
Thursday
Medical Forensik
Tanda Intravitalitas AnteMortem
Dr. Hari Wujoso, SpF
Pada kasus-kasus dengan Asfiksia
Pemeriksaan luar didapatkan tanda :
Pada kasus kecelakaan (ex: lalu lintas) yang dimungkinkan terjadi fraktur tulang dada, perlu diwaspadai kemungkinan "ruptur organ dalam" atau terjadi rembesan darah yang berakibat syok hipovolemik.
Ditandai dg distended abdomen
Pesan Dr. Hari Wujoso:
Karena hidup didunia itu serba tidak pasti
maka persiapkan sesuatu yang pasti "hari kemudian"
yang dijanjikan Nya.
yang pasti.
Thanks to you dr.
God bless u. Amin.
Dr. Hari Wujoso, SpF
Pada kasus-kasus dengan Asfiksia
Pemeriksaan luar didapatkan tanda :
- Sianosis (sianin : ungu)
Pada Conjunctiva palpebra, mukosa buccal, muka, palung kuku, gland penis, labia minora, vagina, portio. - Bintik perdarahan (titik tengah satu, tidak berdiameter)
Karena pecahnya kapiler. Terdapat pada pleura, perikardium, duramater, omentum. - Bercak perdarahan (Spotting)
Terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar (prekapiler).
Pada kasus pencekikan terjadi peningkatan pembuluh darah balik (vena juguaris) - BAB
Feses pada korban yang telah terjadi pembusukan, dapat keluar lewat anus karena terdorong oleh gas-gas hasil pembusukan.
Pada kasus-kasus dengan asfiksia berat, oksigenasi otak kurang/ sangat kurang sehingga terjadi inkoordinasi otak dan sistem syaraf pusat, dapat terjadi fase konvulsi yang menyebabkan inkoordinasi otot lurik dan polos, hal ini lah yang menyebabkan BAB keluar sesaat sebelum kematian korban. - BAK
Patofosiologi hampir sama dengan proses pada BAB. - Sperma dan cairan mani (vesica seminalis)
Patofosiologi hampir sama dengan proses pada BAB. - Mutah (vomitus).
- Edema
- Memar
- Secara mikroskopis, terdapat sel-sel radang sekitar luka.
Pemeriksaan PA
Pada kasus kecelakaan (ex: lalu lintas) yang dimungkinkan terjadi fraktur tulang dada, perlu diwaspadai kemungkinan "ruptur organ dalam" atau terjadi rembesan darah yang berakibat syok hipovolemik.
Ditandai dg distended abdomen
Pesan Dr. Hari Wujoso:
Karena hidup didunia itu serba tidak pasti
maka persiapkan sesuatu yang pasti "hari kemudian"
yang dijanjikan Nya.
yang pasti.
Thanks to you dr.
God bless u. Amin.
Megacolon Congenital
Penyakit Hirschsprung
Diagnosis penyakit Hirschsprung harus dapat ditegakkan sedini mungkin
mengingat berbagai komplikasi yang dapat terjadi dan sangat
membahayakan jiwa pasien seperti terjadinya enterokolitis, perforasi
usus serta sepsis yang dapat menyebabkan kematian. Diagnosis kelainan
ini dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
Rontgen dengan enema barium, pemeriksaan histokimia, pemeriksaan
manometri serta pemeriksaan patologi anatomi. Manifestasi klinis
penyakit Hirschsprung terlihat pada neonatus cukup bulan dengan
keterlambatan pengeluaran mekonium pertama yang lebih dari 24 jam yang
kemudian diikuti dengan kembung dan muntah. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan perut yang kembung hebat, gambaran usus pada dinding abdomen
dan bila dilakukan pemeriksaan colok dubur, feses akan keluar
menyemprot dan gejala tersebut akan segera hilang (Teitelbaum, 2003;
Swenson, 1990).
Periode Neonatal. Ada trias gejala klinis yang
sering dijumpai, yakni pengeluaran mekonium yang terlambat, muntah
hijau dan distensi abdomen. Pengeluaran mekonium yang terlambat (lebih
dari 24 jam pertama) merupakan tanda klinis yang signifikans.
Anak. Pada anak yang lebih besar, gejala klinis yang menonjol adalah konstipasi kronis dan gizi buruk (failure to thrive).
Dapat pula terlihat gerakan peristaltik usus di dinding abdomen. Jika
dilakukan pemeriksaan colok dubur, maka feces biasanya keluar
menyemprot, konsistensi semi-liquid dan berbau tidak sedap. Penderita
biasanya buang air besar tidak teratur, sekali dalam beberapa hari dan
biasanya sulit untuk defekasi. (Kartono,1993; Fonkalsrud et al,1997;
Swenson et al,1990).
Pemeriksaan yang merupakan standard dalam menegakkan diagnosa Hirschsprung adalah barium enema
Pada prinsipnya, sampai saat ini, penyembuhan penyakit Hirschsprung hanya dapat dicapai dengan pembedahan.
Tindakan-tindakan medis dapat dilakukan, tetapi hanya untuk sementara,
dimaksudkan untuk menangani distensi abdomen dengan pemasangan pipa
anus atau pemasangan pipa lambung dan irigasi rektum. Pemberian antibiotika dimaksudkan untuk pencegahan infeksi terutama untuk enterokolitis dan mencegah terjadinya sepsis. Cairan infus dapat diberikan untuk menjaga kondisi nutrisi penderita serta untuk menjaga keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa tubuh (Kartono, 2003). (Dextros, Normal Saline)
Penanganan bedah pada umumnya terdiri atas dua tahap yaitu tahap
pertama dengan pembuatan kolostomi dan tahap kedua dengan melakukan
operasi definitif.
Dikenal beberapa prosedur operasi yaitu prosedur Swenson, prosedur
Duhamel, prosedur Soave, prosedur Rehbein dengan cara reseksi anterior,
prosedur Laparoskopic Pull-Through, prosedur Transanal Endorectal
Pull-Through dan prosedur miomektomi anorektal. (Lee, 2002; Teitelbaum,
2003).
Sumber : Dokterugm.wordpress.com
Tatalaksana first line ketika tanda Hirschsprung Disease di temukan di daerah?
-Ask dr. Sari ( Residen Anak)
-Ask dr. Sari ( Residen Anak)
Prolapsus Uteri
Prolapsus Uteri
Sample Use Only |
Protab (Prosedur Tetap)
Pengertian : Turunnya Uterus melalui dasar panggul atau hiatus genitalis.
Tujuan : Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.
Prosedur :
- Kriteria Diagnosis
- Anamnesis :
a. Perasaan berat pada perut bagian bawah
b. Benjolan keluar dari kemaluan
c. Inkontinensia urin - pada sistokel
d. Defekasi sulit - pada rektokel - Pemeriksaan Ginekologis :
a. Prolapsus uteri ringan dilakukan tes vaksava
b. Tampak portio atau korpus uteri diluar vulva
c. Dinding depan vagina menonjol (sistokel)
d. Dinding belakang vagina menonjol (rektokel)
e. Perhatikan adanya ulkus pada porsio
f. Bila perlu lakukan pemeriksaan sitologi (pap smear)
- Anamnesis :
- Differensial Diagnosis
- Elongatio serviks
- Tumor Serviks
- Pemeriksaan Penunjang : -
- Konsultasi : -
- Prognosis : Baik
- Penatalaksanaan
- Tanpa Pembedahan
a. Prolapsus tingkat 1 dg latihan otot dasar panggul.
b. Pemasangan Pesarium , jika keadaan pasien umum jelek, terdapat ulkus dekubitus,
kehamilan atau nifas atau pasien tidak mau dilakukan pembedahan.Pesarium Ring Pesarium Use - Pembedahan
a. Operasi Manchester-Forthergill
b. Transposisi dari Watkins
c. Operasi Gilliams
d. Histerektomi Vagina
e. Operasi Le Fort
- Tanpa Pembedahan
Sumber:
Protab Staf Medis Fungsional (SMF) Obstetri & Ginekologi.
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Friday
Hematologi #Part 2
Konsep Kunci
Sel Darah Merah (Eritrosit)
Rata-rata orang dewasa memiliki 5 juta eritrosit per milimeter kubik, eritosit memiliki siklus hidup kira-kira 120 hari.
Produksi eritrosit dirangsang oleh hormon glikoprotein, eritropoietin, diketahui terutama berasal dari ginjal.
Perubahan massa eritrosit menghasilkan 2 entitas yg berbeda: jumlah eritrosit yg tidak mencukupi (anemia), dan eritrosit terlalu banyak (polisitemia).
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red cell (hematokrit) dibawah kadar normal per 100 ml darah.
Anemia bukan merupakan diagnosis tetapi cerminan perubahan patofisiologik yg ditunjukkan dgn anamnesis yg seksama, pemeriksaan fisik, dan uji laboratorium.
Tanda dan gejala yg menyertai anemia adalah pucat, takikardia, bising jantung, angina, iskemia miokard, dispneu, napas pendek, dan kelelahan yg meningkat selama latihan/ kerja fisik.
Jenis Anemia
Anemia normokrom normositik, ukuran dan bentuk eritrosit (normal) serta mengandung jumlah hemoglobin (normal)
Anemia normokrom makrositik, ukuran eritrosit lebih besar, namun normokromik.
Anemia mikrositik hipokromik, ukuran eritrosit kecil dan kandungan hemoglobin kurang dari normal, baik MCV & MCHC berkurang.
Penyebab utama anemia : meningkatnya kehilangan eritrosit dan penurunan / kelainan produksi sel.
Klasifikasi etiologi utama kedua termasuk produksi eritrosit yg berkurang (diseritropoiesis) dan meliputi segala keadaan yg mempengaruhi fungsi sumsum tulang.
Anemia aplastik : merupakan keadaan yg mengancam-jiwa pd sel induk di dalam sumsum tulang, yg menyebabkan berkurangnya jumlah sel-sel yg diproduksi.
Anemia defisiensi besi diklasifikasikan sbg anemia hipokromik mikrositik disertai penurunan kuantitas sintesis hemoglobin. Anemia defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di dunia.
Anemia megaloblastik : diklasifikasikan secara morfologis sbg anemia normokromik makrositik dan sering disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau asam folat, yg mengakibatkan gangguan sintesis DNA.
Penyakit sel sabit merupakan gangguan genetik yg resesif autosomal, yaitu individu mewarisi hemoglobin sabit (hemoglobin S dari kedua orang tua). Dengan demikian pasien tsb homozigot.
Individu yg heterozigot (gen abnormal hanya diwarisi dari satu orang tua) dikatakan memiliki sifat sel sabit.
Anemia sel sabit merupakan bentuk anemia hemolitik kongenital yg paling sering dijumpai. Hb S merupakan 75% hingga 95% hemoglobin; sisanya adalah Hb F, yg merupakan 1% hingga 20% hemoglobin.
Saat ini tidak diketahui adanya terapi yg dapat mengembalikan bentuk sel sabit menjadi normal; dengan demikian pengobatan terutama adalah pencegahan dan penunjang.
Polisitemia berarti kelebihan (poli-) semua jenis sel (-sitemia), tetapi umumnya digunakan untuk keadaan yg volume eritrositnya melebihi normal.
Polisitemia primer atau vera adalah gangguan mieloproliferatif, yaitu sel induk pluripoten abnormal.
Polisitemia sekunder terjadi jika volume plasma di dalam sirkulasi berkurang (mengalami hemokonsentrasi) tetapi volume total eritrosit dalam sirkulasi normal.
Postingan sebelumnya disini
Sel Darah Merah (Eritrosit)
Rata-rata orang dewasa memiliki 5 juta eritrosit per milimeter kubik, eritosit memiliki siklus hidup kira-kira 120 hari.
Produksi eritrosit dirangsang oleh hormon glikoprotein, eritropoietin, diketahui terutama berasal dari ginjal.
Perubahan massa eritrosit menghasilkan 2 entitas yg berbeda: jumlah eritrosit yg tidak mencukupi (anemia), dan eritrosit terlalu banyak (polisitemia).
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red cell (hematokrit) dibawah kadar normal per 100 ml darah.
Anemia bukan merupakan diagnosis tetapi cerminan perubahan patofisiologik yg ditunjukkan dgn anamnesis yg seksama, pemeriksaan fisik, dan uji laboratorium.
Tanda dan gejala yg menyertai anemia adalah pucat, takikardia, bising jantung, angina, iskemia miokard, dispneu, napas pendek, dan kelelahan yg meningkat selama latihan/ kerja fisik.
Jenis Anemia
Anemia normokrom normositik, ukuran dan bentuk eritrosit (normal) serta mengandung jumlah hemoglobin (normal)
Anemia normokrom makrositik, ukuran eritrosit lebih besar, namun normokromik.
Anemia mikrositik hipokromik, ukuran eritrosit kecil dan kandungan hemoglobin kurang dari normal, baik MCV & MCHC berkurang.
Penyebab utama anemia : meningkatnya kehilangan eritrosit dan penurunan / kelainan produksi sel.
Klasifikasi etiologi utama kedua termasuk produksi eritrosit yg berkurang (diseritropoiesis) dan meliputi segala keadaan yg mempengaruhi fungsi sumsum tulang.
Anemia aplastik : merupakan keadaan yg mengancam-jiwa pd sel induk di dalam sumsum tulang, yg menyebabkan berkurangnya jumlah sel-sel yg diproduksi.
Anemia defisiensi besi diklasifikasikan sbg anemia hipokromik mikrositik disertai penurunan kuantitas sintesis hemoglobin. Anemia defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di dunia.
Anemia megaloblastik : diklasifikasikan secara morfologis sbg anemia normokromik makrositik dan sering disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau asam folat, yg mengakibatkan gangguan sintesis DNA.
Penyakit sel sabit merupakan gangguan genetik yg resesif autosomal, yaitu individu mewarisi hemoglobin sabit (hemoglobin S dari kedua orang tua). Dengan demikian pasien tsb homozigot.
Individu yg heterozigot (gen abnormal hanya diwarisi dari satu orang tua) dikatakan memiliki sifat sel sabit.
Anemia sel sabit merupakan bentuk anemia hemolitik kongenital yg paling sering dijumpai. Hb S merupakan 75% hingga 95% hemoglobin; sisanya adalah Hb F, yg merupakan 1% hingga 20% hemoglobin.
Saat ini tidak diketahui adanya terapi yg dapat mengembalikan bentuk sel sabit menjadi normal; dengan demikian pengobatan terutama adalah pencegahan dan penunjang.
Polisitemia berarti kelebihan (poli-) semua jenis sel (-sitemia), tetapi umumnya digunakan untuk keadaan yg volume eritrositnya melebihi normal.
Polisitemia primer atau vera adalah gangguan mieloproliferatif, yaitu sel induk pluripoten abnormal.
Polisitemia sekunder terjadi jika volume plasma di dalam sirkulasi berkurang (mengalami hemokonsentrasi) tetapi volume total eritrosit dalam sirkulasi normal.
Postingan sebelumnya disini
Thursday
Hematologi #Part 1
Bismillah.
Konsep Kunci Hematologi
Sumber : Buku Patofisiologi (Konsep Klinis & Proses-Proses Penyakit)
Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson
#Part 1
Hematopoiesis : pembentukan dan pematangan sel-sel darah.
Semua sel darah normal dianggap berasal dari satu sel induk pluripotensial dg kemampuan bermitosis.
Makrofag : leukosit spesifik yg bertanggung jawab atas fagositosis pd reaksi radang.
Hitung sel darah : Jumlah sebenarnya dari unsur darah yg terbentuk ( eritrosit, leukosit, & trombosit) dalam volume darah tertentu.
Jumlah sel yang abnormal mencerminkan respon tubuh atau tidak adanya respon tubuh thd proses-proses tertentu.
Anisositosis : variasi ukuran sel yg abnormal.
Poikilositosis : variasi bentuk sel yang abnormal.
Polikromasia : eritrosit-eritrosit yg memiliki distribusi warna yang berbeda.
Normokromia : mencerminkan konsentrasi Hemoglobin yg normal dlm eritrosit.
Hipokrom : memperlihatkan suatu sel yg pucat, menggambarkan penurunan konsentrasi Hb. ex: Anemia defisiensi besi.
Fungsi utama Hb ( protein ) yakni transpor Oksigen dan Karbondioksida,
Hb dikenal dg huruf belakangnya/ dari letak dan tempat ditemukannya.
(HbA : Hemoglobin dewasa normal , HbF : Hemoglobin Fetal , HbS : Hemoglobin yg ditemukan pd penyakit sel sabit. Hb : Memphis)
Hematokrit (Hct) / Volume packed cell, menunjukkan volume darah lengkap yg terdiri dari eritrosit.
MCV / Volume eritrosit rata-rata : pengukuran besarnya sel; Normositik : ukuran sel normal, Mikrositik : ukuran yg lebih kecil; Makrositik : ukuran sel yang lebih besar.
MCHC / Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata ( Mean Corpuscular Hemoglobin, MCH ) : mengukur jumlah Hb yg terdapat dlm 1 (satu) eritrosit.
Hitung Retikulosit : menggambarkan aktivitas sumsum tulang. Retikulosit adalah eritrosit imatur, tidak berinti, yg mengandung sisa-sisa RNA dlm sitoplasmanya
Bone Marrow Aspiration / Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang juga digunakan untuk mengarahkan pemberian dosis kemoterapi dan terapi radiasi pd penderita keganasan hematologik.
Dalam mendiagnosis keganasan hematologik; analisis sitogenetik telah diketahui merupakan salah satu pemeriksaan yg paling penting untuk menegakkan diagnosis dan pengobatan, dan penting untuk memperkirakan respons thd pengobatan & potensial untuk remisi/ penyembuhan dan untuk mengetahui terjadinya relaps (penyakit yg kambuh setelah pengobatan).
Sitogenetik : pemeriksaan komposisi kromosom sel, fungsi normal, dan setiap deviasi / kelainan/ penyimpangan dari normal.
Uji utama lainnya adalah penentuan imunofenotipe, yg digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit hematologik secara akurat, terutama dlm membedakan ALL (Acute Limphocytic Leukemia) / Leukemia Limfositik Akut dari Leukemia Mielogenosa Akut dan keganasan Limfatik lainnya.
Continued to Next Posting. disini
Konsep Kunci Hematologi
Sumber : Buku Patofisiologi (Konsep Klinis & Proses-Proses Penyakit)
Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson
#Part 1
Hematopoiesis : pembentukan dan pematangan sel-sel darah.
Semua sel darah normal dianggap berasal dari satu sel induk pluripotensial dg kemampuan bermitosis.
Makrofag : leukosit spesifik yg bertanggung jawab atas fagositosis pd reaksi radang.
Hitung sel darah : Jumlah sebenarnya dari unsur darah yg terbentuk ( eritrosit, leukosit, & trombosit) dalam volume darah tertentu.
Jumlah sel yang abnormal mencerminkan respon tubuh atau tidak adanya respon tubuh thd proses-proses tertentu.
Anisositosis : variasi ukuran sel yg abnormal.
Poikilositosis : variasi bentuk sel yang abnormal.
Polikromasia : eritrosit-eritrosit yg memiliki distribusi warna yang berbeda.
Normokromia : mencerminkan konsentrasi Hemoglobin yg normal dlm eritrosit.
Hipokrom : memperlihatkan suatu sel yg pucat, menggambarkan penurunan konsentrasi Hb. ex: Anemia defisiensi besi.
Fungsi utama Hb ( protein ) yakni transpor Oksigen dan Karbondioksida,
Hb dikenal dg huruf belakangnya/ dari letak dan tempat ditemukannya.
(HbA : Hemoglobin dewasa normal
Hematokrit (Hct) / Volume packed cell, menunjukkan volume darah lengkap yg terdiri dari eritrosit.
MCV / Volume eritrosit rata-rata : pengukuran besarnya sel; Normositik : ukuran sel normal, Mikrositik : ukuran yg lebih kecil; Makrositik : ukuran sel yang lebih besar.
MCHC / Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata ( Mean Corpuscular Hemoglobin, MCH ) : mengukur jumlah Hb yg terdapat dlm 1 (satu) eritrosit.
Hitung Retikulosit : menggambarkan aktivitas sumsum tulang. Retikulosit adalah eritrosit imatur, tidak berinti, yg mengandung sisa-sisa RNA dlm sitoplasmanya
Bone Marrow Aspiration / Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang juga digunakan untuk mengarahkan pemberian dosis kemoterapi dan terapi radiasi pd penderita keganasan hematologik.
Dalam mendiagnosis keganasan hematologik; analisis sitogenetik telah diketahui merupakan salah satu pemeriksaan yg paling penting untuk menegakkan diagnosis dan pengobatan, dan penting untuk memperkirakan respons thd pengobatan & potensial untuk remisi/ penyembuhan dan untuk mengetahui terjadinya relaps (penyakit yg kambuh setelah pengobatan).
Sitogenetik : pemeriksaan komposisi kromosom sel, fungsi normal, dan setiap deviasi / kelainan/ penyimpangan dari normal.
Uji utama lainnya adalah penentuan imunofenotipe, yg digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit hematologik secara akurat, terutama dlm membedakan ALL (Acute Limphocytic Leukemia) / Leukemia Limfositik Akut dari Leukemia Mielogenosa Akut dan keganasan Limfatik lainnya.
Continued to Next Posting. disini
Saturday
Note
Bismillah
Hyper-CVAD is a chemotherapy regimen used to treat some forms of leukemia, non-Hodgkin lymphoma (high grade) and lymphoblastic lymphoma.
Hyper-CVAD chemotherapy consists of two combinations of drugs (courses A and B) given an alternating fashion.
'CVAD' is the acronym of the drugs used in course A: cyclophosphamide, vincristine, doxorubicin (also known as Adriamycin), and dexamethasone. Course B consists of methotrexate and cytarabine.
CHOP is the acronym for a chemotherapy regimen used in the treatment of non-Hodgkin lymphoma. CHOP consists of :
Donating PBSC or marrow
two methods of donation: Peripheral Blood Stem Cells (PBSC) and bone marrow.
Filgrastim is a granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF) analog used to stimulate the proliferation and differentiation of granulocytes.[1]] It is produced by recombinant DNA technology.
The Human Leukocyte Antigen (HLA) system is the name of the Major Histocompatibility Complex (MHC) in humans.
Hyper-CVAD is a chemotherapy regimen used to treat some forms of leukemia, non-Hodgkin lymphoma (high grade) and lymphoblastic lymphoma.
Hyper-CVAD chemotherapy consists of two combinations of drugs (courses A and B) given an alternating fashion.
'CVAD' is the acronym of the drugs used in course A: cyclophosphamide, vincristine, doxorubicin (also known as Adriamycin), and dexamethasone. Course B consists of methotrexate and cytarabine.
CHOP is the acronym for a chemotherapy regimen used in the treatment of non-Hodgkin lymphoma. CHOP consists of :
- Cyclophosphamide, an alkylating agent which damages DNA by binding to it and causing cross-links
- Hydroxydaunorubicin (also called doxorubicin or Adriamycin), an intercalating agent which damages DNA by inserting itself between DNA bases
- Oncovin (vincristine), which prevents cells from duplicating by binding to the protein tubulin
- Prednisone or prednisolone, which are corticosteroids.
Donating PBSC or marrow
two methods of donation: Peripheral Blood Stem Cells (PBSC) and bone marrow.
Filgrastim is a granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF) analog used to stimulate the proliferation and differentiation of granulocytes.[1]] It is produced by recombinant DNA technology.
The Human Leukocyte Antigen (HLA) system is the name of the Major Histocompatibility Complex (MHC) in humans.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Review Eperison drug
bismillah. Eperison Hcl Katergori - Muscle Relaxant Eperison bekerja dg cara melemaskan otot rangka, mengurangi kekuatan kontraksi otot, d...
-
JANTUNG OH JANTUNG~ Okey kawan - kawan ku Asalamualaikum ^_^ kali ini senda mo bahas tentang Kelainan-kelainan yang menyebabkan murmur...
-
Foto Panoramic Interpretasi Foto Panoramic (X-Ray / Rontgen) 1. Caries dentis (pembagiannya beragam) namun kita lihat gambaran foto...
-
REVIEW RADIOLOGI Foto Thorax dinyatakan Cukup Inspirasi , jika terlihat gambaran costa VI (6) anterior memotong 'kubah/dome...