Sunday

Sirosis Hepatis

*Sirosis Hepatis*

Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yg difus ditandai adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasany dimulai dg adany proses inflamasi, nekrosis hepatosit yg luas, pembentukan jaringan ikat, dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro mjd tidak teratur, akibat penambahan jaringan ikat & nodul tersebut.
Fibrosis pasca nekrotik adalah dasar timbulnya sirosis hepatis.
(nekrosis sel-sel hepar dulu.., baru terjadi fibrosis..).
Perkembangan Sirosis yg diakibat virus hepatitis memerlukan waktu sekitar 4 tahun.

Klasifikasi

Terdiri dari
  1. Etiologi
  2. Morfologi
  3. Fungsional
1.Klasifikasi Etiologimisalnya : disebabkan karena Hepatitis virus tipe B & C , Alkohol, Toksik dan Obat, Obstruksi aliran vena hepatik, dll.
2.Klasifikasi Morfologi
Secara makroskopis sirosis dibagi atas :
  1. Sirosis Mikronoduler
  2. Sirosis Makronoduler
  3. Sirosis Campuran
Biopsi Hepar
Diagnosis pasti suatu penyakit hati seperti sirosis hepatis dpt ditegakkan secara mikroskopis dg melakukan biopsi hepar. Indikasi Biopsi Hepar : menentukan keparahan dan kronisitas hepatitis (konfirmasi hepatitis kronik aktif) Kontraindikasi Biopsi : pasien tidak kooperatif, gangguan perdarahan, sepsis lokal, hemangioma.

3.Klasifikasi Fungsional
Secara fungsi, sirosis hepatis dibagi atas:
- Kompensasi baik (laten, sirosis dini)

- Dekompensasi (aktif, disertai kegagalan hepar, & hipertensi portal)

Kegagalan Hepar/ Hepatoseluler : dapat timbul keluhan subyektif berupa lemah, Berat Badan menurun, kembung, mual. Bisa juga didapatkan Spider Nevi , Eritema palmaris, Asites, Pertumbuhan rambut berkurang, Atrofi testis dan ginekomastia pada pria. Selain itu bisa didapatkan Jaundice/ikterus, Ensefalopati Hepatik akibat amonia & produksi nitrogen (kegagalan fungsi hepar), Hipoalbuminemia, dll.
Hipertensi Porta : bisa terjadi pertama akibat meningkatnya resistensi portal dan splanknik, berkurangnya sirkulasi akibat fibrosis. kedua akibat meningkatnya aliran portal karena transmisi dari tekanan arteri hepatik ke sistem portal akibat distorsi arsitektur hepar.  Jadi , bisa disebabkan satu faktor saja atau kedua-duanya. Biasanya yang dominan adalah peningkatan resistensi.

Gambaran klinis, pengobatan dan prognosis pasien sirosis hepatis tergantung 2 komplikasi yakni kegagalan (fungsi) hepar dan hipertensi portal. Aktivitas sirosis hepatis dapat dinilai dari aspek klinis, biokimia darah, histologi jaringan dan dibagi atas progresif, regresif, dan status quo (stasioner).

Seorang pasien sirosis hepatis ditegakkan diagnosis atas dasar ke 3 klasifikasi diatas.
Contoh:
  1. Sirosis hepatis makronoduler (morfologi), akibat hepatitis B (etiologi), dengan kegagalan (fungsi) hati disertai hipertensi portal (fungsional). Prognosis progresif.
  2. Sirosis hepatis mikronoduler (morfologi), akibat alkoholik (etiologi), dengan kegagalan (fungsi) hati disertai hipertensi portal ringan (fungsional). Prognosis regresif., dll
     
Pemeriksaan Penunjang Sirosis Hepatis
Ada berbagai pemeriksaan penunjang untuk sirosis hepatis meliputi : Pemeriksaan Lab, Pemeriksaan Fisik,dan Pemeriksaan lainnya seperti Radiologi, dll.

Yang akan dibahas disini adalah Pemeriksaan Lab.
Perlu diingat bahwa tidak ada pemeriksaan uji biokimia hati yang dapat menjadi pegangan dalam menegakkan diagnosis sirosis hepatis.

  1. Darah.
    Pada sirosis hepatis bisa dijumpai Hb rendah, anemia normokrom normositer, hipokrom mikrositer atau hipokrom makrositer. Anemia bisa akibat hipersplenisme (lien membesar) dengan leukopenia dan trombositopenia (jumlah leukosit dan trombosit kurang dari nilai normal). Kolesterol darah yang selalu rendah mempunyai prognosis yg kurang baik.
  2. Kenaikan kadar Enzim transaminase/ SGOT, SGPT tidak merupakan petunjuk tentang berat dan luasnya kerusakan jaringan parenkim hepar. Kenaikan kadarnya dalam serum timbul akibat kebocoran dari sel yg mengalami kerusakan. Peninggian kadar gamma GT sama dg transaminase, ini lebih sensitif tetapi kurang spesifik. Pemeriksaan Lab.bilirubin, transaminase, dan gamma GT tidak meningkat pada sirosis inaktif.
  3. Albumin.
    Kadar albumin yang menurun merupakan gambaran kemampuan sel hati yang berkurang. Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadar globulin merupakan tanda, kurangnya daya tahan hati dalam menghadapi stress seperti tindakan operasi
  4. Pemeriksaan CHE (kolinesterase) penting dalam menilai kemampuan sel hati. Bila terjadi kerusakan sel hati, kadar CHE akan turun. Pada perbaikan sel hepar, terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal. Nilai CHE yang bertahan dibawah nilai normal, mempunyai prognosis yang buruk.
  5. Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan pembatasan garam dlm diet. Pada ensefalopati , kadar Natrium (Na) kurang dari 4 meq/l menunjukkan kemungkinan telah terjadi syndrome hepatorenal (?).
  6. Pemanjangan PT (Protrombin Time) merupakan petunjuk adanya penurunan fungsi hati. Pemberian vitamin K parenteral dapat memperbaiki PT (Protrombin Time). Pemeriksaan hemostatik pada pasien sirosis hepatis penting, dalam menilai kemungkinan perdarahan baik dari varises esofagus, gusi maupun epistaksis (mimisan). 
  7. Peninggian kadar gula darah pada sirosis hepatis stadium lanjut disebabkan kurangnya kemampuan sel hati membentuk glikogen. Kadar gula darah yang tetap meninggi menunjukkan prognosis kurang baik.
  8. Pemeriksaan Marker serologi, penanda virus seperti HBsAg/HBsAb, HBeAg/HBeAb, HBV DNA, HCV RNA, adalah penting dalam menentukan etiologi sirosis hepatis.
    Pemeriksaan AFP (Alfa Feto Protein) penting dalam menentukan apakah telah terjadi transformasi ke arah keganasan. Nilai AFP yg terus meningkat mempunyai nilai diagnostik, kearah hepatoma/ kanker hepar primer. Nilai AFP > 500-1000 mempunyai nilai diagnostik suatu kanker hati primer.
Diagnosis Sirosis Hepatis
Sirosis Hepatis yang dapat terkompensasi sempurna, kadang-kadang sangat sulit menegakkan diagnosisny.  Sehingga perlu dilakukan berbagai pemeriksaan penunjang lainny juga. Pada stadium dekompensasi kadang tidak sulit menegakkan diagnosis sirosis hepatis.
Suharyono Soebandiri memformulasikan bahwa 5 dari 7 tanda berikut, sudah dapat menegakkan diagnosis sirosis hepatis dekompensasi. yaitu :
  1. Asites
  2. Splenomegali
  3. Perdarahan varises (hematemesis)
  4. Nilai Albumin yang menurun
  5. Spider Nevi (nampak vena-vena di daerah abdomen)
  6. Eritema palmaris
  7. Vena kolateral.
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi ke-3 hal 271-277


  



No comments:

Post a Comment

Pengkajian DHF Grade 3

bismillah.  DPJP : dr Taufik SpA.  An daffa putra/ 7,5 tahun / 15 kg / umum  Pasien datang dg keluhan panas sejak 5 hari yg lalu. Panas har...