Mineral untuk Kebutuhan Tubuh
Dalam jumlah kecil beberapa mineral dibutuhkan tubuh u/ menjaga agar tubuh berfungsi secara Normal. Diantarany berfungsi sbg Co-enzim dan Anti-Oksidan.
Kalsium (Ca)
fungsi Utama adalah dalam proses pembentukan tulang & gigi. Kalsium juga berperan dlm tekanan darah & sistem hormonal. Kalsium meningkatkan kemampuan konsentrasi selama hari-hari Pramenstruasi, saat perubahan hormonal dpt mempenaruhi suasana emosi.
Kebutuhan Kalsium meningkat pada fase pertumbuhan, u/ membangun sistem tulang yg kuat. Juga masa Menopause, u/ mempertahankan kekuatan tulang & mencegah risiko Osteoporosis.
Sumber dari makanan : Susu & produk olahanny (keju, yogurt); brokoli, & mustard hijau.
Kegunaan : Membantu pembentukan gigi & tulang, pembekuan darah pada luka, & mempertahankan kesehatan fungsi syaraf & otot. Dosis RDA 1.000mg/hari.
Seng (Zn)
Seng adalah trace mineral yg berperan sbg Co-factor untuk berbagai enzim penting di dalam tubuh yg berkaitan dg sistem kekebalan, pemeliharaan mata, indra rasa dan penciuman, usaha menghambat virus, mengurangi resiko terjadi Kanker, menjaga sintesa protein & pertumbuhan sel, mempertahankan elastisitas jaringan, mempercepat proses penyembuhan.
Defisiensi Zn mengakibatkan rusaknya fungsi indra & muncul gejala mudahnya kena infeksi, menurunny kesehatan, berkurangny kepekaan thd rasa dan bau, serta penyakit kulit sperti jerawat. Walaupun kekurangan asupan Zn sangat jarang terjadi, tetapi pd usia lanjut / stress, penyerapan Zn oleh tubuh akan terganggu.
Sumber dari makanan : Kerang, tiram, ikan , daging merah, kacang-kacangan, biji-bijian, & gandum.
Kegunaan : Dosis RDA 15 mg/ hari. Sebagai Anti-Oksidan u/ meningkatkan imunitas dosis 25 mg/ hari.
Potassium/ Kalium (K)
Bersama dg Natrium, Kalium adalah mineral utama yg dibutuhkan dalam kegiatan metabolisme tubuh. Kalium berfungsi menjaga tekanan Osmotik cairan dalam sel, menjaga keseimbangan air tubuh, mengatur fungsi normal jantung, sbg katalis karbohidrat, mengantar pesan syaraf ke otot, menurunkan tekanan darah, mengirim Oksigen ke Otak, & membantu aktivasi reaksi Enzim.
Defisiensi Kalium dapat menyebabkan stress fisik & mental, Edema, serta hipoglikemia, meskipun kalium biasanya bisa cukup diperoleh dari makanan.
Sumber dari makanan : Jeruk, semangka, tomat, sayur berdaun hijau, pisang, kentang, kacang polong, susu, & daging.
Kegunaan : Untuk mempertahankan keseimbangan garam dan air dalam tubuh, & kesehatan fungsi syaraf dan Otot. Dosis RDA 800 mg/ hari.
Bersambung..............
Sumber: Buku --Seluk Beluk-- Food Supplement
Thursday
Monday
Happy Ied Fitri 1431H
Hari raya Idul Fitri..
adalah permulaan kita menatap bulan-bulan berikutnya lebih baik
menyongsong hari-hari kedepan dg lebih bersemangat
Untuk masa depan yg CERAH.. lebih CERAH & lebih BERWARNA..
Happy Ied 1431H kawan-kawan..
smg Tuhan membimbing langkah kita kedepan dlm kemantaban & keberkahan. Amiin.
adalah permulaan kita menatap bulan-bulan berikutnya lebih baik
menyongsong hari-hari kedepan dg lebih bersemangat
Untuk masa depan yg CERAH.. lebih CERAH & lebih BERWARNA..
Happy Ied 1431H kawan-kawan..
smg Tuhan membimbing langkah kita kedepan dlm kemantaban & keberkahan. Amiin.
![]() |
Mubarok artiny 'Diberkati Allah' |
Thursday
Hiperbilirubinemia pada Bayi
Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia terjadi pada 60-70% dari kelahiran term & hampir semua bayi prematur.
Bilirubin terdapat pd berbagai bentuk :
Bilirubin terkonjugasi dapat larut dalam air dan dapat diekskresikan melalui urin dan usus.
Hiperbilirubinemia tjd pada neonatus sbg bilirubin tak terkonjugasi maupun terkonjugasi.
Hiperbilirubinemia terjadi pada 60-70% dari kelahiran term & hampir semua bayi prematur.
Bilirubin terdapat pd berbagai bentuk :
- Di darah
Sebagian besar di ikat o/ Albumin serum. Bilirubin tak terkonjugasi bebas dpt memasuki sistem syaraf pusat dan bersifat toksik bg sel-sel syaraf. - Di sel Hati
Bilirubin tak terkonjugasi berikatan dg ligandin, Z protein.
Bilirubin terkonjugasi dapat larut dalam air dan dapat diekskresikan melalui urin dan usus.
Hiperbilirubinemia tjd pada neonatus sbg bilirubin tak terkonjugasi maupun terkonjugasi.
- A. Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi (Indirect)
- Klasifikasi
- Jaundice fisiologis
Peningkatan fisiologis dari bilirubin indirect serum, tjd pd hari ke-2 / ke-3 setelah lahir & membaik scr spontan.
Konsentrasi bilirubin pd jaundice fisiologis :
- Bayi full-term rata-rata puncak 5-6 mg/dl pd hari ke 3-4 (bayi Asia)
- Neonatus preterm : konsentrasi puncak 10-12 mg/dl
- Anemia Hemolitik
*Defek Eritrosit ex: Defisiensi piruvat kinase, defisiensi G6PD (Glucose 6 Phosphodiesterase), Talasemia.
*Anemia Hemolitik didapat ex: Ketidaksesuaian Rhesus Ibu & janin, Infeksi, penggunaan Obat-obatan - Polisitemia
- Ekstravasasi darah
- Defek konjugasi
- Jaundice ASI (onset lanjut)
- Gangguan Metabolik
Galaktosemia, hipertiroidisme, diabetes ibu.
- Jaundice fisiologis
- Morbiditas
- Bilirubin ensefalopati
- Fase akut : letargi, hipotonia, respon menyusu lemah. Apabila tidak diterapi bayi menjadi hipertonik, demam dan terus-menerus menangis.
- Fase kronik : bayi yg bertahan hidup selalu berlanjut ke fase kronik, kehilangan pendengaran dan retardasi mental.
- Kernikterus
* Neuron menjadi berwarna dan nekrosis
* Pada status non hemolitik, kadar di atas 25 mg/dl dipertimbangkan sebagai pasien dlm resiko.
- Bilirubin ensefalopati
- Manifestasi Klinik
- Riwayat keluarg : jaundice, anemia, splenektomi
- Riwayat Ibu : Diabetes ibu / infeksi
- Riwayat bayi : pemberian ASI yg buruk, penyumbatan GastroIntestinal Tractus, pengeluaran mekonium yg terlambat.
- Penggunaan oksitosin, sulfonamid, anti-malaria, & nitrofurantoin dpt memacu hemolisis pada bayi dg defisiensi G6PD.
- Tanda & Gejala
- Jaundice tampak pertama kali di wajah / hidung. Kemudian akan turun ke badan & ekstremitas jika kadar bilirubin dlm serum meningkat.
- Pemeriksaan fisik:
*Cephalhematoma, petekie atau ekimosis
*Hepatosplenomegali : hemolitik/ peny. hati/ infeksi
*Prematuritas, IUGR, pasca maturitas
*Omphalitis, Chorioretinitis, mikrosefali : Infeksi
Omphalitis: peradangan umbilicus. Chorioretinitis:Radang choroid & retina. - Pemeriksaan neurologis : tidak mau diberi makan, letargi
- Diagnosis
- TSB (Total Serum Bilirubin) >/ sama dengan 13 mg/dl memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
- Bilirubin Indirect = TSB - (dikurangi) Bilirubin Direct
- Diperiksa kadar serum albumin
- Polisitemia : hematokrit > 65%
- Apabila jaundice > 2 minggu maka diperiksa hormon tiroid, LFT, urine, & kultur darah.
- Pemeriksaan Radiologis : Obstruksi usus.
- Hb/Hct menurun terkait dg peningkatan hitung retikulosit & sel darah merah berinti => anemia hemolitik
- Pengelolaan
*Fototerapi
*Transfusi albumin
*Transfusi tukar
*Terapi farmakologis
- Klasifikasi
- B. Hiperbilirubinemia terkonjugasi (Direct)
- Definisi
Hiperbilirubinemia terkonjugasi merupakan tanda adany Disfungsi Hepatobilier. - Klasifikasi
- Penyakit Biliaris Ekstrahepatik
- Penyakit Biliaris Intrahepatik
- Penyakit Hepatoseluler
- Manifestasi Klinik
- Diagnosis
*Pemeriksaan laboratorium
*Radiologis
*Biopsi & Eksploratory laparotomy - Pengelolaan
*Medikasi
*Diet
*Pembedahan
- Definisi
Sunday
Seputar Perinatologi
Perinatologi : Ilmu yg mempelajari ttg kehidupan fetus dari 28 minggu (7 bulan) dlm Kandungan hingga bayi berusia 7 Hari post partum.
Periode Neonatal :
Adaptasi EkstraUterin
Periode Neonatal :
- Dini : baru lahir hingga 7 hari post partum
- Lanjut : 8 Hari post partum hingga 28 Hari post partum
Adaptasi EkstraUterin
- Adaptasi Respirasi
- Selama masa fetus
- Setelah 24 Minggu kehamilan, sel alveolus mulai memproduksi Surfactan (lipoprotein). Selanjutnya surfactan akan melapisi dinding alveolus shg menimbulkan tegangan permukaan
- Tanpa surfactan, paru-paru mjd tidak stabil shg dapat kolaps
- Faktor yang mempengaruhi pembentukan surfactan :
a. Hipoksia : menyebabkan penurunan pembentukan surfactan
b. Stress IntraUterin : (idem sama yg diatas)
c. Steroid : meningkatkan pembentukan surfactan, ini diberikan pada ibu dengan bayi preterm (BUKAN diberikan pada bayinya). Dapat juga ditambah beberapa mg albumin.
- Setelah dilahirkan
- Ketika bayi baru lahir terjadi Aerasi dari paru-paru. Aerasi bukanlah kemampuan sebuah organ kosong yg kolaps, melainkan proses penggantian cairan intraalveolar dg udara.
- Pergantian cairan dg udara pada paru-paru tjd pada:
A. lahir pervaginam : selama dilahirkan melewati vagina, thorax bayi tertekan. Akibatnya beberapa cairan yg mengisi paru-paru ikut terperas keluar & akan digantikan udara yg masuk ke dalam paru-paru.
B. lahir SC (Sectio Caesaria) : tidak ada penekanan dinding thorax. Masih banyak berbagai teori u/ menjelaskan pergantian cairan paru dg udara. antara lain : klem pd umbilikus, perbedaan tekanan intrauterin dan ekstrauterin. - Setelah bernapas u/ pertama kaliny, beberapa cairan masih tertinggal di paru.(akan di resorbsi o/ janin)
- Saat bayi menangis/ bersin maka akan mengeluarkan cairan. Pergantian fungsi pernapasan o/ plasenta di gantikan paru-paru.
- Selama masa fetus
- Adaptasi Sirkulasi
- Selama neonatal
*Penutupan Foramen Ovale menjadi PERMANEN setelah beusia 3 Bulan.(Foramen Ovale ada ketika masih dlm kandungan)
*Jika bayi lahir tidak menangis maka paru-paru tidak mengembang. ( biasany menyebabkan kelainan jantung congenital/ bawaan).
Tambahan:
Foramen Ovale adlh Lubang yg menghubungkan Atrium dextra dan Atrium sinistra, salah satu fungsiny U/ mengimbangi tekanan di atrium dextra yg terlalu tinggi (dlm kandungan). Setelah lahir, tekanan d Atrium mulai menurun & harus diimbangi dg penutupan foramen ovale yg dsebut Fossa Ovalis
Ductus Arteriosus Botalli Saluran yg menghubungkan Aorta dg Arteri pulmonalis sinistra. Setelah lahir tjd proses penutupan ductus ini, menjadi Ligamentum Arteriosum Botalli. U/ mengefektifkan pemompaan darah (o/ Ventrikel sinister) ke seluruh tubuh.
Ductus Venosus Arantii Adlh Vena yg melewati Hepar & bergabung dg Vena Cava Inferior (ini pada janin). Vena ini membw darah yg kaya Oksigen dari plasenta ke vena cava inferior janin. Setelah lahir tjd proses penutupan, mjd Ligamentum Venosum Arantii.
(Cocokkan keterangan diatas dg Gambar dibawah )
Sirkulasi Darah Janin - Selama neonatal
- Adaptasi Hematologi
* Bayi lahir dengan Hb 12 . Bayi menderita Anemia. Berbeda dg orang dewasa yang digolongkan Hb 12 adlh Normal. Ini karena darah bayi baru lahir berbeda dgn orang dewasa.
* Hb F (atau disebut Hb fetal ) mengikat Oksigen dalam konsentrasi rendah.
* Semakin lama kadar Hb F semakin turun Kecuali pd anak penderita Thalassemia (Hb F tetap tinggi).
* Status darah Bayi.
- Hemoglobin Fetal
*Saat lahir
Hb F = antara 40-70%
*Neonatal
Hb F = antara 20-40%
*Infant
Hb F = antara 2-10%
Posting sebelumnya tentang Abortus klik di sini.
Sumber : Catatan kuliah dr. Sunyataningkamto, Sp.A
SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD dr. Moewardi / FK UNS
- Hemoglobin Fetal
Wednesday
Cara Penilaian Keadaan Gizi
PENILAIAN KEADAAN GIZI ANAK
*Beberapa Cara Penilaian Keadaan Gizi*
4. Analisa Diet
Hasil Pemeriksaan / Penilaian
Sumber : Catatan Kuliah Endang D.L, dr. Sp.A(K). MPH
SMF Ilmu Kesehatan Anak. RSUD Dr. Moewardi / FK UNS
Posting sebelumnya di Sini
*Beberapa Cara Penilaian Keadaan Gizi*
- Klinik
- Antropometrik
- Laboratorik
- Analisa Diet
- Anamnesa
- Pemeriksaan Fisik
- Antropometrik
- Analisa Diet
- Pengukuran berbagai dimensi fisik pada berbagai usia.
- Perlu dipertimbangkan : metode, standar, cut-off points dan klasifikasi
- Lingkar kepala
- Dipengaruhi oleh Gizi sampai usia 36 bulan. ( 3 tahun )
- Menggambarkan volume dalaman tengkorak
- Diukur tepat diatas supra orbita pada bagian yang paling menonjol, melalui oksiput.
- Lingkar lengan atas (LLA)
- Pada usia 1-5 tahun dapat menunjukkan Status Gizi
- Dengan umur dan dibanding dg standar dinyatakan dg %
- Umur tidak diketahui : LLA/TB
- Berat badan menurut tinggi badan
- Lebih akurat
- Mencerminkan proporsi tubuh
- Dapat membedakan : wasting, stunting (pengerdilan) atau perawakan pendek.
- Tidak perlu faktor umur
- Dinyatakan sebagai persentase dari BB standar dg TB terukur.
- Berat badan
- Parameter paling sederhana
- Mudah dilakukan
- Indeks nutrisi sesaat
- Perlu data Antropometri yang lain
- Tinggi badan
- Parameter sederhana
- Mudah dilakukan / diulang
- Dengan BB memberikan informasi yang bermakna
- Perlu data umur, jenis kelamin dan standar
- Dinyatakan dalam % (TB/U, BB/TB)
- Lingkar kepala
- Memastikan adanya defisiensi nutrien
- Dipilih sesuai tujuan
- Pemeriksaan kadar nutrien mikro hanya atas indikasi.
4. Analisa Diet
- Sebagai pelengkap ketiga pemeriksaan yang lain
- Yang dinilai kualitas dan kuantitas makanan : wawancara/ food model/pencatatan
- Reabilitas sangat rendah dan susah/ tidak praktis
Hasil Pemeriksaan / Penilaian
- Dengan ke 4 cara penilaian diagnosis status nutrisi dapat lebih akurat.
- Diklinik Indeks BB/TB terbaik dan lebih mencerminkan status gizi.
- Sebaiknya dipakai standar nasional/ regional tetapi Indonesia blum punya
- Standar yang digunakan sekarang CDC-2000
(lebih lanjut tentang CDC-2000 klik di sini.)
Sumber : Catatan Kuliah Endang D.L, dr. Sp.A(K). MPH
SMF Ilmu Kesehatan Anak. RSUD Dr. Moewardi / FK UNS
Posting sebelumnya di Sini
Monday
Diagnosing Acute Coronary Syndrome
Diagnostic value of cardiac markers
According to the ESC/ACC consensus definition, an increase of troponin during the first 24 hours following the onset of symptoms is indicative of myocardial injury.
[Myocardial infarction redefined – a consensus document of The Joint European Society of Cardiology/American College of Cardiology Committee for the redefinition of myocardial infarction. Eur Heart J. 2000; 21: 1502-1513]
Patients with an increased troponin concentration must be regarded as patients at high risk of death or myocardial infarction (MI), and must receive specific treatment. Troponins have assumed a central role in risk stratification and therapeutic decision-making in professional guidelines published by the ACC/AHA and the ESC.
However, serial measurements are recommended. During the first 6 hours after the onset of chest pain, the combination of myoglobin and troponin is considered most useful for the diagnosis of acute myocardial infarction (AMI). For patients admitted more than 6 hours after onset of symptoms, troponin alone is the best cardiac marker (Figure 8).
Figure 8. Kinetics of cardiac markers
[Wu A.H. et al., National Academy of Clinical Biochemistry – Standards of laboratory practice: recommendations for the use of cardiac markers in coronary artery diseases. Clin. Chem. 1999; 45: 1104-1121]
[Myocardial infarction redefined – a consensus document of The Joint European Society of Cardiology/American College of Cardiology Committee for the redefinition of myocardial infarction. Eur Heart J. 2000; 21: 1502-1513]
Patients with an increased troponin concentration must be regarded as patients at high risk of death or myocardial infarction (MI), and must receive specific treatment. Troponins have assumed a central role in risk stratification and therapeutic decision-making in professional guidelines published by the ACC/AHA and the ESC.
However, serial measurements are recommended. During the first 6 hours after the onset of chest pain, the combination of myoglobin and troponin is considered most useful for the diagnosis of acute myocardial infarction (AMI). For patients admitted more than 6 hours after onset of symptoms, troponin alone is the best cardiac marker (Figure 8).
Figure 8. Kinetics of cardiac markers
[Wu A.H. et al., National Academy of Clinical Biochemistry – Standards of laboratory practice: recommendations for the use of cardiac markers in coronary artery diseases. Clin. Chem. 1999; 45: 1104-1121]
Often, a blood test is performed for cardiac troponins 12 hours after onset of chest pain. If this is positive, coronary angiography is typically performed on an urgent basis, as a positive troponin result is highly predictive of re-infarction.
Troponin is also valuable for the detection of minor myocardial injury in the absence of overt ischemic heart disease associated with other clinical situations, such as percutaneous coronary artery intervention, cardiovascular surgery, non-cardiac surgery, heart failure, renal failure, trauma, burns, acute myocarditis, acute pericarditis, pulmonary embolism and sepsis.
Source: Biomerieux-diagnostics.com
Troponin is also valuable for the detection of minor myocardial injury in the absence of overt ischemic heart disease associated with other clinical situations, such as percutaneous coronary artery intervention, cardiovascular surgery, non-cardiac surgery, heart failure, renal failure, trauma, burns, acute myocarditis, acute pericarditis, pulmonary embolism and sepsis.
Source: Biomerieux-diagnostics.com
Abortus
Pengakhiran Kehamilan pada Trimester 1 & 2
Abortus berbeda dengan Aborsi
Definisi Aborsi : Terminasi kehamilan sebelum umur kehamilan 20 (28) minggu dan dengan berat janin < 500 gram.
- Early Abortion : sebelum 12 minggu
- Late Abortion : dari 12-20 (28) minggu.
Abortus profokatus (buatan) : Suatu usaha pengakhiran kehamilan dengan Obat maupun tindakan Operasi pada janin < 20 (28) minggu, dimana janin (hasil konsepsi) yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar.
- Elektif : Jika dilakukan karena permintaan Ibu.
- Therapeutic/ medisinalis : Jika dilakukan atas indikasi untuk mempertahankan kesehatan Ibu. Pertimbangan dilakukan oleh minimal 3 dokter spesialis Obsgyn, Interna dan Jiwa.
Abortus spontan : merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya proses kehamilan sebelum berumur < 20 (28) minggu. Penyebabnya dapat berasal dari penyakit yg diderita Ibu atau karena sebab lain (umumny berhub. dgn kelainan pada sistem reproduksi).
Induksi kehamilan: Usaha mempercepat persalinan sebelum ada tanda-tanda persalinan.
Stimulasi kehamilan : Usaha mempercepat persalinan sesudah ada tanda-tanda persalinan.
Obat u/ mematangkan serviks : Prostaglandin E.1 => Misoprostol
Indikasi :
Abortus berbeda dengan Aborsi
Definisi Aborsi : Terminasi kehamilan sebelum umur kehamilan 20 (28) minggu dan dengan berat janin < 500 gram.
- Early Abortion : sebelum 12 minggu
- Late Abortion : dari 12-20 (28) minggu.
Abortus profokatus (buatan) : Suatu usaha pengakhiran kehamilan dengan Obat maupun tindakan Operasi pada janin < 20 (28) minggu, dimana janin (hasil konsepsi) yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar.
- Elektif : Jika dilakukan karena permintaan Ibu.
- Therapeutic/ medisinalis : Jika dilakukan atas indikasi untuk mempertahankan kesehatan Ibu. Pertimbangan dilakukan oleh minimal 3 dokter spesialis Obsgyn, Interna dan Jiwa.
Abortus spontan : merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya proses kehamilan sebelum berumur < 20 (28) minggu. Penyebabnya dapat berasal dari penyakit yg diderita Ibu atau karena sebab lain (umumny berhub. dgn kelainan pada sistem reproduksi).
Induksi kehamilan: Usaha mempercepat persalinan sebelum ada tanda-tanda persalinan.
Stimulasi kehamilan : Usaha mempercepat persalinan sesudah ada tanda-tanda persalinan.
Obat u/ mematangkan serviks : Prostaglandin E.1 => Misoprostol
Indikasi :
- Abortus Provokatus
- Penyakit Ibu :
- Penyakit Jantung yg menimbulkan Decompensatio Cordis
- Hipertensi esensial yg berat
- Penyakit Ginjal yg menahun dg kemunduran fungsi ginjal
- Penyakit Jiwa
- Carsinoma Cervic Uteri - Kemungkinan bayi yg dilahirkan cacat. Pada wanita hamil yg menderita Rubella, yg minum Obat (ex: Thalidomide) dlm Triwulan pertama.
- Penyakit Ibu :
- Abortus Spontan
- Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi (kelainan kromosom, lingkungan kurang sempurna, pengaruh dari luar => virus, obat, dll)
- Kelainan pada plasenta
- Penyakit Ibu (pneumonia, tifus, malaria, dll)
- Kelainan traktus genitalis (retroversio uteri, mioma uteri, serviks inkompeten, dll)
Dasar HUKUM / Norma /Agama pun mengatur tentang tindakan yang berkait Abortus
Sumber: Catatan kuliah dr. A. Laqif Sp.OG (K), SMF Kebidanan dan Kandungan, RSUD dr. Moewardi/ FK UNS
Subscribe to:
Posts (Atom)
Cardioversi | Real case
bismillah. Nama : An Nilam Najwa Usia: 12 tahun ( 30 kg ) Pembiayaan: bpjs RPS: batuk sesak sejak 6 hari setiap batuk disertai sesak nap...

-
REVIEW RADIOLOGI Foto Thorax dinyatakan Cukup Inspirasi , jika terlihat gambaran costa VI (6) anterior memotong 'kubah/dome...
-
Agen Anestesia dan obat lainnya Fentanyl ( Fentanyl dihydrogenum citrate ), Beberapa zat turunan fentanyl : sufentanil, alfentanil, re...
-
JANTUNG OH JANTUNG~ Okey kawan - kawan ku Asalamualaikum ^_^ kali ini senda mo bahas tentang Kelainan-kelainan yang menyebabkan murmur...